Kerajinan batik merupakan warisan budaya Indonesia yang mempunyai nilai ekonomi maupun sosial yang tinggi. Pada Lapas Kelas IIA Pekalongan, kegiatan kerajinan batik menjadi satu di antara alternatif dalam membina kemandirian narapidana. Namun, pengelolaan dan pengoptimalan kegiatan tersebut masih perlu ditingkatkan supaya bisa memberi manfaat yang lebih besar untuk narapidana serta masyarakat. Sebab itu, terdapat tujuan yang ingin di capaai pada penelitian ini yakni mengoptimalkan kegiatan kerajinan batik menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC). Tujuan daripada penelitian ini guna melakukan identifikasi dan menganalisis elemen-elemen dalam Business Model Canvas yang dapat digunakan dalam mengoptimalkan kegiatan kerajinan batik di Lapas Kelas IIA Pekalongan, serta untuk merumuskan strategi pembinaan kemandirian bagi narapidana. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif di mana metode studi kasus dipergunakan di sini. Data dihimpun lewat wawancara mendalam bersama narapidana yang terlibat dalam kegiatan kerajinan batik, pengelola Lapas, dan pakar batik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kerangka BMC. Penelitian menunjukkan hasil bahwa optimalisasi kegiatan kerajinan batik di Lapas Kelas IIA Pekalongan dapat dilakukan dengan memperkuat nilai proposisi melalui pelatihan keterampilan batik yang berkualitas, meningkatkan pemasaran produk batik. Selain itu, penentuan segmen pelanggan yang tepat dan pengembangan saluran distribusi yang efisien juga sangat penting untuk meningkatkan aliran pendapatan dari penjualan batik. Penelitian ini merekomendasikan implementasi Business Model Canvas sebagai alat strategis dalam pengembangan kegiatan kerajinan batik di Lapas Kelas IIA Pekalongan. Dengan mengoptimalkan berbagai elemen BMC, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kemandirian narapidana serta memberikan dampak positif bagi komunitas sekitar.