Dim, Petrus J.T.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEKUTUAN SEBAGAI PELEBURAN ONTOLOGIS ANTASUBJEK MENURUT GABRIEL MARCEL Suripto , Gregorius; Stanislaus, Surip; Dim, Petrus J.T.
LOGOS Vol. 21 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i1.3420

Abstract

Manusia adalah makhluk yang berada sebagai a social being. Gabriel Marcel menyebutnya dengan istilah esse est co-esse. Manusia mengungkapkan eksistensinya bersama dengan yang lain. Kenyataan esse est co-esse selalu diuji dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut pada awalnya membantu manusia tetapi akhirnya “membutakan” manusia terhadap kesadaran akan eksistensinya dan mengikis persekutuan. Gabriel menggemakan kembali hubungan aku-engkau dengan jalan membentuk persekutuan atas dasar cinta. Melalui persekutuan manusia terbuka terhadap yang lain dan mengakui eksistensinya. Persekutuan mempunyai unsur kemanusiaan, antara lain: komunikasi, kesetiaan, harapan dan cinta. Dengan unsur-unsur tersebut manusia diharapkan mampu mencapai kepenuhannya, yakni hidup dalam persekutuan cinta.
PERSEKUTUAN SEBAGAI PELEBURAN ONTOLOGIS ANTASUBJEK MENURUT GABRIEL MARCEL Suripto , Gregorius; Stanislaus, Surip; Dim, Petrus J.T.
LOGOS Vol. 21 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i1.3420

Abstract

Manusia adalah makhluk yang berada sebagai a social being. Gabriel Marcel menyebutnya dengan istilah esse est co-esse. Manusia mengungkapkan eksistensinya bersama dengan yang lain. Kenyataan esse est co-esse selalu diuji dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut pada awalnya membantu manusia tetapi akhirnya “membutakan” manusia terhadap kesadaran akan eksistensinya dan mengikis persekutuan. Gabriel menggemakan kembali hubungan aku-engkau dengan jalan membentuk persekutuan atas dasar cinta. Melalui persekutuan manusia terbuka terhadap yang lain dan mengakui eksistensinya. Persekutuan mempunyai unsur kemanusiaan, antara lain: komunikasi, kesetiaan, harapan dan cinta. Dengan unsur-unsur tersebut manusia diharapkan mampu mencapai kepenuhannya, yakni hidup dalam persekutuan cinta.