Albab, Sufi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA Umbarasari, Thea; Puspasari , Fitri; Albab, Sufi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 7 No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v7i2.4287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Sastra berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial budaya. Namun, kemampuan literasi siswa, khususnya dalam memahami isi cerita, masih menjadi tantangan besar. Penelitian ini dilakukan di SMKN 8 Kota Serang dengan melibatkan 40 siswa sebagai sampel, menggunakan metode survei dan teknik korelasi untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Semakin tinggi sikap positif siswa terhadap sastra, semakin baik kemampuan mereka dalam memahami cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sikap terhadap sastra mencakup tiga komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner berskala Likert dan tes memahami cerita yang mencakup pemahaman literal, rinci, dan interpretasi teks. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran sastra di sekolah. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, menggunakan metode yang bervariasi, serta memanfaatkan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, sekolah disarankan menyediakan fasilitas seperti buku sastra untuk mendorong minat siswa dalam membaca. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara faktor internal, seperti sikap dan motivasi siswa, serta faktor eksternal, seperti lingkungan belajar dan dukungan guru. Keterbatasan penelitian terletak pada penggunaan kuesioner yang rentan terhadap bias responden dan metode pengumpulan data yang bergantung pada self-report. Oleh karena itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek kualitatif yang lebih mendalam guna memperkaya pemahaman tentang hubungan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan sikap positif terhadap sastra dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami cerita, mendukung tujuan pendidikan, dan membangun karakter siswa
HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA Umbarasari, Thea; Puspasari , Fitri; Albab, Sufi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 7 No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v7i2.4287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Sastra berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial budaya. Namun, kemampuan literasi siswa, khususnya dalam memahami isi cerita, masih menjadi tantangan besar. Penelitian ini dilakukan di SMKN 8 Kota Serang dengan melibatkan 40 siswa sebagai sampel, menggunakan metode survei dan teknik korelasi untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Semakin tinggi sikap positif siswa terhadap sastra, semakin baik kemampuan mereka dalam memahami cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sikap terhadap sastra mencakup tiga komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner berskala Likert dan tes memahami cerita yang mencakup pemahaman literal, rinci, dan interpretasi teks. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran sastra di sekolah. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, menggunakan metode yang bervariasi, serta memanfaatkan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, sekolah disarankan menyediakan fasilitas seperti buku sastra untuk mendorong minat siswa dalam membaca. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara faktor internal, seperti sikap dan motivasi siswa, serta faktor eksternal, seperti lingkungan belajar dan dukungan guru. Keterbatasan penelitian terletak pada penggunaan kuesioner yang rentan terhadap bias responden dan metode pengumpulan data yang bergantung pada self-report. Oleh karena itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek kualitatif yang lebih mendalam guna memperkaya pemahaman tentang hubungan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan sikap positif terhadap sastra dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami cerita, mendukung tujuan pendidikan, dan membangun karakter siswa