Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Sikap Terhadap Sastra Dan Kemampuan Memahami Cerita Dengan Keterampilan Menulis Deskripsi Umbarasari, Thea
UHAMKA Graduate School Thesis Abstract Collection Vol 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.883 KB)

Abstract

This study aims to know whether there is a relationship between attitudes toward literature and the ability to understand the story with a description writing skills. This research was conducted at SMA Pelita Bangsa South Tangerang in February to September of the school year 2016/2017. This method which is used in this research is descriptive method with survey and correlation. The sample in this research was all students of grade X with 40 people. Attitude instrument to literature using questionnaire test by the number 40 questions, the ability to understand the story was using multiple choice test by the number 35 questions while a description writing skills using the result of writing. Before the data was analyzed first performed the trial data with the instrument test the validity and reliability testing using a correlation formula Pearson Product Moment and Point Biserial. The result of analyzing showed that: (1) based on the significance test of correlation between the pair of scores to literature (X1) with a description writing skills test (y) was obtained t=4,99>t=1,70 at a very level significance of ?=0,005, so it can be concluded that coefficient correlation r=0,629 very significance. This finding concludes that there is a relationship between attitude to literature with a description writing skills test. (2) Based on the significance test of correlation between the pair of score of ability to understand the story (X2) with a description writing skills test (Y) was obtained t=0,577 t=1,70 at level significance ?=0,05, so it can be concluded that correlation coefficient 0,577 very significance. This finding concludes that there is a positive relationship between ability to understand the story with a description writing skills test, (3) based on the result of calculation were obtained plural correlation coefficient R of 0,719 if it is consulted with Ftable list with ?=0,05 be 3,26 , so it can be concluded that plural correlation coefficient which obtained in this research is significance. These findings reject zero hypothesis, that there is no positive relationship collectively between attitudes to literature (X1), ability to understand the story (X2) with a description writing skills test (y), it?s consequently H1 accepted, that there is a positive relationship together between attitudes to literature (X1), the ability to understand story (X2) with a description writing skills test (Y). This research is expected as a contribution to teachers especially high school teachers. They should draw attention to their students aware of the importance of literature for life. Teacher can also provide exercise and homework for the students because understanding the story takes quite a long time. In presenting the subject matter to write a description of various methods should be used so that students do not get bored and it would be nice if it is supported by the media to the characteristics of learning, so that the learning process can run effectively.
Studi Kasus Kekeliruan Berbahasa pada Penderita Afasia Broca Pascastroke Umbarasari, Thea
ESTETIK : Jurnal Bahasa Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/estetik.v8i1.11808

Abstract

Penelitian ini membahas kekeliruan berbahasa pada penderita Afasia Broca pascastroke dari perspektif psikolinguistik. Afasia Broca merupakan gangguan produksi bahasa yang sering terjadi akibat kerusakan otak di area Broca, terutama pada penderita stroke. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi terhadap seorang informan laki-laki berusia 62 tahun yang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini mengidentifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh informan, strategi komunikasi yang digunakan, dan mekanisme produksi bahasa yang terganggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengalami kesulitan dalam pengucapan kata, sering membuat kekeliruan fonologis, dan menggunakan strategi berkomunikasi seperti gesture dan parafasia untuk menyampaikan maksudnya. Kekeliruan berbahasa terutama terjadi pada kata-kata yang kompleks secara fonologis, seperti "soto" yang menjadi "toyo". Informan juga memanfaatkan strategi bahasa tubuh untuk mendukung komunikasi ketika gagasan sulit diutarakan secara verbal. Temuan ini memberikan kontribusi dalam memahami mekanisme gangguan berbahasa pada penderita Afasia Broca dan relevansi praktis dalam pengembangan metode terapi bahasa
HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA Umbarasari, Thea; Puspasari , Fitri; Albab, Sufi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 7 No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v7i2.4287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Sastra berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial budaya. Namun, kemampuan literasi siswa, khususnya dalam memahami isi cerita, masih menjadi tantangan besar. Penelitian ini dilakukan di SMKN 8 Kota Serang dengan melibatkan 40 siswa sebagai sampel, menggunakan metode survei dan teknik korelasi untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Semakin tinggi sikap positif siswa terhadap sastra, semakin baik kemampuan mereka dalam memahami cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sikap terhadap sastra mencakup tiga komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner berskala Likert dan tes memahami cerita yang mencakup pemahaman literal, rinci, dan interpretasi teks. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran sastra di sekolah. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, menggunakan metode yang bervariasi, serta memanfaatkan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, sekolah disarankan menyediakan fasilitas seperti buku sastra untuk mendorong minat siswa dalam membaca. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara faktor internal, seperti sikap dan motivasi siswa, serta faktor eksternal, seperti lingkungan belajar dan dukungan guru. Keterbatasan penelitian terletak pada penggunaan kuesioner yang rentan terhadap bias responden dan metode pengumpulan data yang bergantung pada self-report. Oleh karena itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek kualitatif yang lebih mendalam guna memperkaya pemahaman tentang hubungan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan sikap positif terhadap sastra dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami cerita, mendukung tujuan pendidikan, dan membangun karakter siswa
HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA Umbarasari, Thea; Puspasari , Fitri; Albab, Sufi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 7 No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/pendistra.v7i2.4287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Sastra berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial budaya. Namun, kemampuan literasi siswa, khususnya dalam memahami isi cerita, masih menjadi tantangan besar. Penelitian ini dilakukan di SMKN 8 Kota Serang dengan melibatkan 40 siswa sebagai sampel, menggunakan metode survei dan teknik korelasi untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Semakin tinggi sikap positif siswa terhadap sastra, semakin baik kemampuan mereka dalam memahami cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sikap terhadap sastra mencakup tiga komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner berskala Likert dan tes memahami cerita yang mencakup pemahaman literal, rinci, dan interpretasi teks. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran sastra di sekolah. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, menggunakan metode yang bervariasi, serta memanfaatkan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, sekolah disarankan menyediakan fasilitas seperti buku sastra untuk mendorong minat siswa dalam membaca. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara faktor internal, seperti sikap dan motivasi siswa, serta faktor eksternal, seperti lingkungan belajar dan dukungan guru. Keterbatasan penelitian terletak pada penggunaan kuesioner yang rentan terhadap bias responden dan metode pengumpulan data yang bergantung pada self-report. Oleh karena itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek kualitatif yang lebih mendalam guna memperkaya pemahaman tentang hubungan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan sikap positif terhadap sastra dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami cerita, mendukung tujuan pendidikan, dan membangun karakter siswa
KORELASI PERILAKU SISWA TERHADAP SASTRA DAN KETERAMPILAN MEMAHAMI CERITA Puspasari, Fitri; Umbarasari, Thea; Nurhuda, Zamzam; Audina, Salsa
Ensiklopedia of Journal Vol 7, No 4 (2025): Vol. 7 No. 4 Edisi 1 Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v7i4.3123

Abstract

This study aims to determine the relationship between students' attitudes toward literature and their ability to understand story content. The background of this study is based on the fact that many students experience difficulties in understanding literary texts due to their low level of appreciation for literary works. The method used was a quantitative correlational study involving 40 Grade XII students from SMKN 8 Kota Serang as respondents. The instruments used included a questionnaire to measure attitudes toward literature and an essay test to measure the ability to understand stories. The analysis results showed a positive and significant relationship between students' attitudes toward literature and their ability to understand stories, with a correlation coefficient of 0.629 and a high significance value. These findings indicate that an increase in positive attitudes toward literature has an impact on improving students' literacy skills in understanding story texts. This study recommends the need to strengthen appreciative attitudes through creative and student-centered literature learning strategies.Keywords: Student attitudes; literature; story comprehension; literature learning.
PEMBERDAYAAN SISWA MELALUI PELATIHAN MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN LOKAL Umbarasari, Thea; Puspasari, Fitri; Nurhuda, Zamzam; Aqilah Zahra, Hasna Salsabila
Ensiklopedia Research and Community Service Review Vol 5, No 1 (2025): Vol. 5 No. 1 Oktober 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/err.v5i1.3536

Abstract

This community service program (PKM) is motivated by the low interest and limited skills in writing short stories among students of SMAN 7 Kota Serang, particularly those in Grade XII. These issues are influenced by the lack of regular practice in creative writing, the limited variety of instructional methods, and the minimal use of local wisdom as a source of literary inspiration. In fact, short story writing not only functions as a medium for developing literacy skills but also serves as a means to preserve local culture and strengthen students’ character.The objective of this program is to empower students through training in short story writing based on local wisdom, enabling them to produce creative, contextual, and meaningful literary works. The methods employed include interactive lectures, group discussions, writing practice, individual mentoring, work appreciation sessions, anthology publication, and evaluation. This program is implemented using a participatory approach so that students are not merely recipients of material but active subjects involved throughout the entire training process.The expected outcomes of this activity include improved student skills in short story writing, increased interest and motivation to create literary works, and the production of short stories that highlight values of local wisdom. In addition, this program provides benefits for teachers and the school by offering innovative strategies for teaching writing and strengthening literacy culture. Furthermore, the program is expected to contribute to the preservation of local wisdom through the literary works produced by students.Keywords: student empowerment; short story writing; local wisdom; literacy; PKM.