Energi surya merupakan sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya. Dengan melihat letak geografis Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dapat dikatakan bahwa negara ini memiliki tingkat intensitas matahari yang cukup stabil dan kaya akan potensi energi surya. Salah satu teknologi yang digunakan dalam penggunaan energi surya adalah panel surya. Dalam memaksimalkan penggunaan panel surya dibutuhkan pemilihan lokasi yang tepat salah satunya dengan menggunakan teknologi fotogrametri. Salah satu teknik Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Hasil yang didapatkan dengan wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di Desa Banturejo antara lain adalah Orthophoto dan (Digital Surface Model) DSM. Orthophoto hasil pengolahan memiliki resolusi 8,1 cm/pixel sedangkan DSM memiliki resolusi 1,8 cm/pixel. Digitasi dilakukan untuk mendapatkan luasan atap dimana pada Desa Banturejo terdapat 6467 bidang atap dan 1954 atap bangunan dengan luasan 4,43 – 887,95 . Pada penelitian ini perhitungan dilakukan menggunakan software pengolahan data spasial dengan tools Area Solar Radiation dan dengan data pendukung yaitu curah hujan yang didapatkan dari Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Perhitungan menghasilkan pola distribusi matahari dimana bangunan yang memiliki permukaan datar dan mengarah ke utara mendapatkan lebih banyak radiasi matahari pada bulan Juli. Nilai radiasi matahari dilakukan perhitungan estimasi produksi listrik, Dimana pada Desa Banturejo bulan Juli menghasilkan 106,94 - 18.785,44 Kwh. Hasil distribusi matahari dilakukan validasi dengan pola sebaran temperatur atap drone thermal. Pola sebaran radiasi matahari dengan temperatur atap memiliki pola yang sesuai.