Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Pemetaan Akses Fasilitas Umum di Desa Banturejo sebagai Usulan Desa Wisata Nurwatik, Nurwatik; Jaelani, Lalu Muhammad; Sukojo, Bangun Muljo; Handayani, Hepi Hapsari; Budisusanto, Yanto; Deviantari, Udiana Wahyu; Hidayat, Husnul; Taslyanto, Chelsea Alfarelia Putri; Hadjoe, Muhammad Nabil; Hermawan, Raihan Daffa
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.1447

Abstract

Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa Banturejo memiliki berbagai macam pariwisata yang mampu menarik wisatawan. Desa Banturejo juga memberikan beberapa fasilitas umum tambahan yang akan mempermudah para wisatawan untuk memenuhi kebutuhan, seperti fasilitas kesehatan, tempat ibadah, rumah makan, dan kantor pelayanan. Fasilitas yang telah disediakan ini merupakan sarana penunjang bagi kegiatan pariwisata di Desa Banturejo. Pada kegiatan pengabdian kepa masyarakat ini dibuat peta tematik dengan memanfaatkan informasi geografis untuk pemetaan rute menuju fasilitas umum. Pembuatan peta tematik ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran fasilitas penunjang wisata yang terdapat di Desa Banturejo serta membuat rekomendasi rute efisien menuju fasilitas penunjang wisata berdasarkan jangkauannya terhadap objek wisata guna mengusulkan Desa Banturejo sebagai desa wisata. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode GeoTagging untuk menandai posisi dan Network Analysis untuk menganalisis rute paling efisien. Kegiatan ini juga melibatkan aspirasi warga setempat untuk menunjukkan lokasi setiap fasilitas umum serta jalan yang dapat dilalui mobil ataupun dnegan berjalan kaki. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa peta rute dari Waduk Selorejo menuju fasilitas umum di Desa Banturejo, karya cipta video pelaksanaan kegiatan, dan berita pada media massa. Hasil tersebut telah dimanfaatkan oleh pemerintah setempat sebagai sumber informasi kepada pengunjung objek wisata Waduk Selorejo mengenai rute ke fasiltas umum terdekat.
Analisis Genangan Banjir Terhadap Penutup Lahan di Wilayah Tangerang Menggunakan Data Citra Sentinel-1 dan Sentinel-2 Kenranto, Rizky Aga; Hidayat, Husnul; Bioresita, Filsa
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.87579

Abstract

Banjir mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi masyarakat baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Terkait pengaruh terhadap lingkungan, banjir memiliki dampak yang dapat mempengaruhi kondisi penutup lahan. Salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan terkait banjir adalah dengan pemanfaatan data citra satelit penginderaan jauh, yakni menggunakan satelit Synthetic Aperture Radar (SAR). Pemetaan banjir dapat menggunakan data citra satelit SAR karena data SAR bebas awan dan dapat beroperasi siang dan malam. Dalam proses pemetaan genangan banjir diperlukan informasi mengenai jenis penutup lahan yang terdampak banjir untuk analisa dampak banjir terhadap lingkungan. Oleh karena itu banjir sangat berkaitan dengan penutup lahan. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pemetaan banjir wilayah Tangerang pada tanggal 23 Maret 2022 dan hubungannya dengan penutup lahan pada area tersebut. Pengolahan data citra SAR Sentinel-1 dengan  metode change detection dan threshold digunakan untuk pemetaan genangan banjir, sedangkan data citra Sentinel-2 level 2 dengan metode supervised classification, algoritma Classification and Regression Tress (CART) digunakan untuk klasifikasi penutup lahan. Berdasarkan pengolahan klasifikasi penutup lahan didapatkan hasil berupa peta penutup lahan dengan nilai Overall Accuracy sebesar 94,84% dan nilai Kappa sebesar 93,17%, yang diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas penutup lahan yaitu badan air, lahan terbangun, vegetasi, lahan kosong dan sawah. Selanjutnya, berdasarkan pengolahan sebaran genangan banjir pada tanggal 23 Maret 2022 dengan nilai threshold 1,20 didapatkan hasil confusion matrix sebesar 94,34%, dan luas genangan banjir sebesar 14.987 ha. Berdasarkan pengolahan overlay diketahui bahwa kelas tutupan lahan yang terkena dampak banjir paling tinggi yaitu kelas lahan terbangun dan kelas vegetasi, dengan masing-masing luas sebesar 5.179,427 ha dan 5.164,562 ha.
INFRASTRUCTURE FACILITY NEEDS ANALYSIS CITY PARK IN THE NEW NORMAL ERA Hargianti, Mita; Nasution, Nasution; Hidayat, Husnul
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jpensil.v12i3.34760

Abstract

City parks are again crowded with people after COVID-19 to play, exercise and recreation, and Adipura Muara Enim Park is no exception. The Covid-19 pandemic is not certain to end. For this reason, the facilities available in city parks in the new normal era need to be conditioned so that they can provide optimal services and can support the government's efforts in handling COVID-19. The aim of the research is to analyze the need for infrastructure facilities and get the "level of service" (LOS). The research used a descriptive survey data collection method in the form of observing physical settings, functional aspects and similar research theories and then distributing questionnaires with several variables, namely the level of service facilities, level of activity level, significance and level of ease of achievement. Attitudes were assessed using a Likert scale and the "level of service" (LOS) analysis method. The results showed that the level of service at Adipura Muara Enim Park was F (< 5), that is, there was an accumulation of user activity due to the uneven distribution of facilities. It is necessary to add and adjust the facility design to meet the new normal criteria, including: the addition of an outdoor gym, guard post, information media boards, hand washing facilities, body temperature measuring device, pavement material pattern as a spacer, single seats, vegetation as a barrier between facility.
Pendampingan Perancangan Ruang Kelas dan Asrama. Studi Kasus: Rumah Tahfidz di Kelurahan Talang Kelapa Kota Palembang. Triyuly, Wienty; Teddy, Livian; Romdhoni, Muhammad Fajri; Arief, Abdurrachman; Hidayat, Husnul; Ibnu, Iwan Muraman
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.17098

Abstract

Kegiatan pendampingan perancangan Rumah Tahfidz Qur’an Yayasan Fatma Muchlisin Taskiah merupakan kegiatan pendampingan penyediaan ruang kelas dan kamar asrama untuk menunjang kegiatan belajar dan menghafal Al-Quran. Kegiatan ini didasarkan pada permasalahan karakteristik ruang belajar dan yang dapat berfungsi dan menampung kegiatan pembelajaran Al-Quran secara optimal, nyaman, indah, serta kuat. Kegiatan ini terdiri atas kegiatan pendataan, dokumentasi, perencanaan dan perancangan, sosialisasi, serta penyerahan hasil kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan persiapan pengumpulan data lapangan (proses identifikasi potensi dan masalah), tahap pra-desain (penentuan dan penyusunan konsep/gagasan),  perencanaan dan perancangan (arsitektur, struktur, utilitas), serta penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kegiatan ini dievaluasi melalui kegiatan diskusi langsung dengan pengurus dan masyarakat serta penyampaian produk akhir berupa konsep perancangan, gambar kerja arsitektur, gambar kerja struktur-utilitas, Rencana Anggaran Biaya (RAB), gambar 3Dimensi interior-eksterior, poster, video dan laporan kegiatan. Kegiatan ini menghasilkan desain tapak dan bangunan (desain bangunan 2 lantai yang terdiri atas ruang kelas, ruang tamu, kamar+km/wc, km/wc umum, selasar dan sirkulasi). Desain tapak dan bangunan yang dihasilkan didasarkan pada prinsip fungsi, keindahan, dan kekuatan, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kenyamanan termal penggunaan warna dan material, dan keberlanjutan untuk pengembangan.
Korespondensi Status Kependudukan Terhadap Preferensi Ruang Jalan: Studi Kasus Kota Bandung Syarlianti, Dessy; Tricia Herliana, Emmelia; Triyuly, Wienty; Hidayat, Husnul
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 14 No. 1 (2025): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v14i1.442

Abstract

Perencanaan kota di negara berkembang semakin menyadari pentingnya pengembangan yang berorientasi pada manusia. Salah satu konsep yang berkembang pesat saat ini adalah Complete Street. Konsep ini menekankan pentingnya respon desain dan perencanaan ruang jalan kota terhadap keberagaman konteks pengguna sehingga dapat meningkatkan kualitas pengalaman ruang. Namun, karakteristik individu khususnya pengaruh latar belakang sosial budaya terhadap pemilihan ruang jalan kota masih belum banyak dikaji, khususnya dalam konteks negara berkembang. Studi ini bertujuan untuk meninjau status kependudukan dapat menjadi representasi karakteristik individu dan memiliki pengaruh terhadap preferensi ruang jalan kota. Analisis korespondensi terhadap kuesioner semi tertutup (semi close-ended) dari 190 responden di Bandung, Indonesia, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status tempat tinggal dan preferensi jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung melihat jalan sebagai tujuan rekreatif, sedangkan penduduk memilih ruang jalan fungsional yang mendukung rutinitas harian (utilitarian). Studi ini mengusulkan kerangka konseptual mengenai empat aspek utama yang memengaruhi preferensi ruang jalan kota, yakni aspek penyerta, aspek motivasi, aspek atraksi, dan aspek mobilitas. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut di dalam perencanaan dan perancangan ruang jalan kota, diharapkan ruang jalan dapat memberikan pengalaman ruang yang akan menjadi identitas kota yang berkesinambungan.
SIJAGUNG : Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Rantai Produksi Jagung (Lokasi : Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur) Maulida, Putra; Nurwatik, Nurwatik; Hariyanto, Irena Hana; Syariz, Muhammad Aldila; Hidayat, Husnul; Irbah, Nafisatus Sania; Nusantara, Candida Aulia De Silva; Kurniawan, Akbar; Tjahjaningrum, Indah Trisnawati Dwi; Muryono, Mukhammad; Mukmin, Muchammad Faisal
Sewagati Vol 9 No 3 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i3.2405

Abstract

Jagung merupakan komoditas pertanian strategis masa depan penghasil karbohidrat. Seiring peningkatan populasi global, permintaan jagung baik untuk pangan maupun pakan terus meningkat. Jagung sebagai pangan strategis menjadi salah satu bahan yang harus diberikan atensi lebih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur merupakan provinsi dengan luas pertanian jagung terbesar di Indonesia yaitu 735.054 ha pada tahun 2024. Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu penghasil jagung di Jawa Timur, terbilang masih sangat terbatas dibandingkan kabupaten lainnya yang mencapai 3-4 kalinya. Salah satu faktor penting dalam produksi jagung adalah proses end products dan jaringan pemasarannya. Distribusi jagung di Ponorogo masih bergantung pada tengkulak, yang mengakibatkan rendahnya harga jual produksi jagung dari petani. Solusi yang dilakukan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membuat sistem informasi pertanian berbasis WebGIS untuk mendukung produksi dan distribusi jagung. Platform ini memungkinkan petani memasarkan hasil panen secara online dan konsumen membeli dengan harga yang adil. Selain itu, platform ini akan menyediakan informasi pemetaan jagung, termasuk kesehatan tanaman, prediksi produksi, dan analisis citra satelit. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup survei lapangan dengan UAV dan wawancara petani, didukung citra satelit untuk klasifikasi lahan jagung serta data sekunder seperti produksi, peta lahan, dan sumber daya terkait. Hasil akhirnya adalah platform sistem informasi pertanian untuk mendukung produktivitas jagung di Ponorogo dan wilayah lainnya.
Analisis Pembuatan Kontur Peta Rupa Bumi Indonesia dengan Wahana LiDAR (Light Detection and Ranging) (Studi Kasus: Penajam, Kalimantan Timur) Hidayat, Husnul; Sudarsono, Prabu Al Kautsar
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1173

Abstract

Data ketinggian Digital Elevation Model (DEM) terdiri atas Digital Surface Model (DSM) dan Digital Terrain Model (DTM). DSM adalah informasi yang menggambarkan model permukaan bumi beserta seluruh objek yang berada di atasnya. Sedangkan DTM menggambarkan model permukaan bumi tanpa objek yang berada di atasnya di wilayah darat. DTM dibentuk dari kelas ground dan dilakukan hydro-flattening yaitu dengan meratakan area permukaan air. dengan kata lain, DTM merupakan kumpulan titik data sampel yang terus mewakili distribusi spasial dari berbagai jenis informasi di medan. Contoh sumber data yang dapat dugunakan dalam pembuatan DTM adalah data LiDAR. DTM kemudian dapat digunakan dalam pembuatan kontur peta. Ketelitian kontur pada peta RBI diatur dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 6 tahun 2018 serta Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 1 Tahun 2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data LiDAR. Pengolahan data tersebut menggunakan metode yaitu Slope Based Filtering (SBF). Setelah dilakukan proses pengolahan data pada data LiDAR kemudian didapatkan hasil berupa kontur. Dimana Kemudian setelah terbentuk kontur dari masing-masing data, dilakukan pengujian ketelitian berdasarkan PERKA BIG No. 6 Tahun 2018 dan PERKA BIG No. 1 Tahun 2020. Hasil dari penelitian ini yaitu uji LE90 pengolahan data LiDAR sebesar 0.523 m. Berdasarkan Perka BIG No. 6 Tahun 2018 dan PERKA BIG No. 1 Tahun 2020 pada ketelitian peta skala 1:5000, hasil pengolahan data LiDAR masuk kelas 1. Berdasarkan hasil kontur yang dihasilkan, Kontur hasil dari LiDAR memiliki kerapatan yang terbilang baik. Hal ini dikarenakan pada hasil dari LiDAR memiliki nilai RMS Error yang rendah.
DIGITAL RECONSTRUCTION OF SINGOSARI TEMPLE USING STRUCTURE FROM MOTION METHODS Hidayat, Husnul; Cahyono, Agung Budi
GEOID Vol. 11 No. 2 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v11i2.1506

Abstract

Singosari temple is one of cultural heritage building in Indonesia. This temple is located in Singosari District, Malang Regency, East Java, about 9 kilometers from Malang City to Surabaya. This temple is predicted to be built in 1300s and has been restorated by Dutch colonial government in 1934-1937. Today, there are some incomplete parts at the temple. Due to its history and recent condition, the documentation of this building becomes so important not only for archaeological purposes, but also education and tourism. This research aims to make documentations about this temple by digital 3D model reconstruction. The main data which used in this research are 39 terrestrial images of the temple which were taken with digital camera. Then, the 3D model was reconstructed using Structure from Motion algorithm. In order to make a 3D model with correct dimension, position, and orientation, the georeferencing process was done with aid from control points which have known absolute coordinate obtained from terrestrial surveying. To check the geometric accuracy of 3D model, the accuracy test was carried out by comparing the coordinates from 3D model and length measurement with corresponding real values from terrestrial surveying. The result shows that with only terrestrial images the generated 3D model was still incomplete. Visually the walls can be modeled well. But the top and floor can’t be modeled due to lack coverage from the top. In terms of geometric accuracy, the mean 3D positional error is 0.068 m. And the mean of error in length measurement is 0.057 m.
PENGADAAN DATA GEOSPASIAL DESA MENGGUNAKAN WAHANA DRONE-QUADCOPTER (STUDI KASUS : DESA SUGENG, KEC.TRAWAS, KABUPATEN MOJOKERTO) Cahyono, Agung Budi; Hidayat, Husnul; Handayani, Hepi Hapsari; Budisusanto, Yanto
GEOID Vol. 12 No. 1 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kemajuan dibidang ilmu dan teknologi spasial adalah dengan berkembangnya wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau nir awak yang semakin terjangkau baik harga (low cost) dan siap terbang (Ready To Fly / RTF) maupun kemudahan pengoperasiannya terutama untuk pemetaan secara fotogrametris. Fotogrametri sebuah proses untuk memperoleh informasi metris mengenai sebuah obyek melalui pengukuran yang dibuat pada hasil foto udara sebuah obyek. Sedangkan interpretasi foto didefinisikan sebagai ekstraksi dari informasi kualitatif mengenai foto udara dari sebuah obyek oleh analisis visual manusia dan evaluasi fotografi (Edward dan James 2004). Terminologi baru menggunakan pesawat tanpa awak atau yang biasa disebut UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan platform yang mendukung untuk pengukuran fotogrametri. UAV standar ini memungkinkan untuk melakukan pelacakan posisi dan orientasi dari sensor yang diimplementasikan dalam sistem lokal atau koordinat global (Eisenbeiss, 2008 dalam Rukmana, 2013).Penelitian ini merupakan kegiatan pemetaan spasial dengan menggunakan alat berupa wahana terbang nir-awak RTF modifikasi yang digunakan untuk memetakan lokasi bencana longsor. Adapun sensor yang digunakan adalah kamera amatir non-metrik. Adapun wahana yang digunakan adalah sejenis Quadcopter dengan ketinggian terbang sekitar 250 meter dan dalam waktu 15 menit pemotretan dilakukan.Dengan metode Fotogrametri maka akan dapat melakukan rapid mapping (pemetaan cepat) yang berupa informasi berupa peta desa dalam rangka menunjang program pemetaan partisipatif nasional (BIG, 2014).Hasil akhir dari kegiatan ini berupa pemetaan desa Sugeng Kec. Mojokerto seluas 270 ha. Peta desa yang dihasilkan dengan format peta ortofoto. Dari 378 foto tersebut telah dipilih dengan pertimbangan tingkat ketajaman, blur dan ketinggian terpilih 232 foto. Dimana satu kelemahan adalah daya baterai litium yang digunakan selama 8 menit/baterai. Untuk kegiatan ini digunakan 4 baterai sehingga total terbang 1 x untuk flight test sedangkan total pemotretan menggunakan 3 baterai atau sepanjang 8 x 3 = 24 menit.
ANALISIS KETELITIAN HORIZONTAL ORTHOREKTIFIKASI CITRA PLEIADES UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR RDTR PESISIR (Studi Kasus : Kecamatan Semampir, Kota Surabaya) Sukojo, Bangun Muljo; Hidayat, Husnul; Santoso, Romario
GEOID Vol. 12 No. 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v12i2.1528

Abstract

The quality of accuracy and precision was the main problem in survey and mapping. One of the problems these there were in remote sensing, namely in the geometric correction is orthorectification on the satellite image. Products from orthorectification is needed in the manufacture of large-scale maps of 1: 5000 as for the purpose of detailed spatial plan map. The data used for the orthorectification process is a high resolution image of the Pleiades, a Ground Control Point and DEM Alos PALSAR. DEM used as elevation data to correct or eliminate the influence of relief displacement of image data due to variations in the earth's surface terrain. In this study, using seven of ground control points spread evenly on the location of the research, which is in District Semampir, Surabaya. The ground control points obtained through direct measurements in the field with GPS Geodetic using static methods. Orthorectification method using Rigorous. The results of this study indicate CE90 and LE90 values using the Rigorious methods, geometric precision can be seen from the CE90 and LE90 where the smaller the value, the result of more thorough and accurate image. For eligibility image, obtained by multiplying the value of the coefficient RMSE and thoroughness in which the image of the Pleiades 1 qualifies a map scale of 1: 5000.