Penggunaan radiasi di bidang medis, khususnya di unit radiologi, sangat bermanfaat untuk diagnosis dan terapi, namun juga menimbulkan risiko paparan bagi tenaga medis dan pasien. Karena manajemen keselamatan radiasi sangat penting untuk perlindungan optimal, sesuai regulasi pemerintah dan BAPETEN yang mewajibkan sistem manajemen keselamatan serta penggunaan APD standar. Namun, hasil observasi di Unit Radiologi RS TK III dr. Soetarto menunjukkan masih ada keterbatasan ketersediaan dan pengelolaan APD seperti apron dan thyroid shield, serta belum tersedia APD lain seperti kacamata Pb, gonad shield, dan sarung tangan. Penyimpanan APD juga belum memenuhi standar, sehingga dapat mengurangi efektivitas perlindungan radiasi bagi tenaga medis. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan observasional deskriptif di RS TK III dr. Soetarto pada Agustus 2024 Februari 2025. Subjek penelitian terdiri dari tiga radiografer, satu petugas proteksi radiasi, dan satu fisikawan medis. Objek penelitian adalah alat pelindung diri (APD). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketersediaan APD di unit radiologi masih terbatas, hanya ada dua apron dan satu thyroid shield, sementara APD lain seperti kacamata Pb, gonad shield, dan sarung tangan belum tersedia. Penyimpanan APD juga belum standar karena masih memakai meja pemeriksaan yang tidak terpakai. Kondisi ini dapat menurunkan efektivitas perlindungan radiasi bagi tenaga medis dan pasien. Diperlukan peningkatan ketersediaan dan manajemen APD sesuai standar keselamatan radiasi untuk memastikan perlindungan optimal. Evaluasi berkala dan pemenuhan standar penyimpanan APD juga harus menjadi perhatian utama dalam implementasi manajemen radiasi di unit radiologi rumah sakit.