Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) merupakan instrumen vital dalam akselerasi ekonomi perdesaan, namun seringkali menghadapi tantangan dalam hal kapasitas pemasaran. Studi kasus pada BUMDesa MHU Mart di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kotawaringin Timur, menunjukkan adanya keinginan untuk bertransformasi dari metode pemasaran yang sangat terbatas, hanya mengandalkan status WhatsApp, ke strategi yang lebih komprehensif dan berdaya saing. Ketergantungan pada metode pasif ini menghambat jangkauan pasar dan potensi pertumbuhan unit usaha minimarket yang dikelola. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan (1) meningkatkan pemahaman konseptual pengelola BUMDesa mengenai strategi pemasaran digital yang efektif, (2) memperkenalkan dan menanamkan prinsip-prinsip ekonomi kreatif sebagai fondasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, dan (3) memfasilitasi perumusan rencana aksi awal untuk implementasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif partisipatif melalui sosialisasi dan diskusi terfokus dengan para pegawai BUMDesa MHU Mart. Pendekatan ini dirancang untuk mendorong keterlibatan aktif, mengidentifikasi tantangan kontekstual, dan membangun rasa kepemilikan atas solusi yang dihasilkan. Luaran yang ditargetkan dari kegiatan ini adalah peningkatan literasi digital dan wawasan ekonomi kreatif para pengelola, yang terukur melalui analisis diskusi sebelum dan sesudah kegiatan. Hasilnya menunjukkan antusiasme tinggi dari para peserta, yang merasa program ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru. Melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa model intervensi berbasis diskusi partisipatif efektif sebagai katalisator perubahan pola pikir dan pendorong adopsi awal inovasi pemasaran di tingkat BUMDesa.