Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Dengan Daun Kemangi (Ocimum x africanum L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans Dwiningrum , Riza; Safutri , Wina; Pratiwi , Mida; Sevira , Lintang
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.2038

Abstract

Dental caries infection is one of the most common dental health problems and is caused by the activity of Streptococcus mutans bacteria. Treatment typically involves antibiotics, but irrational use of antibiotics can lead to resistance. Therefore, the development of natural-based treatments is needed. One of the plants utilized for this purpose is bay leaf (Syzygium polyanthum) and basil leaf (Ocimum × africanum). This research objective is to examine the antibacterial activity of the combination of bay leaf and basil leaf extracts against the growth of Streptococcus mutans. The research is a quantitative experimental laboratory study. The bay and basil leaves were extracted using maceration with 96% ethanol as the solvent, followed by phytochemical screening. Antibacterial testing toward Streptococcus mutans was conducted using the disc diffusion method with concentration ratios of 50%:50%, 60%:40%, and 70%:30%. Phytochemical screening of both extracts revealed the presence of flavonoids, saponins, tannins, and alkaloids. The results of the antibacterial test showed that the combination of bay leaf and basil leaf extracts exhibited antibacterial activity, indicated by the formation of clear zones around the paper discs, with average inhibition zone diameters of 6.15 mm (PI: 50%:50%), 8.8 mm (PII: 60%:40%), and 9.47 mm (PIII: 70%:30%), categorized as moderate activity. Based on a One-Way ANOVA test, a significance value of 0.000 (<0.05) indicated a significant difference among the different extract concentrations in inhibiting Streptococcus mutans. Further analysis using Tukey’s HSD test showed that the PIII treatment (70%:30%) differed significantly compared to the other treatment groups. In conclusion, the combination of bay leaf and basil leaf extracts has potential as an antibacterial agent against the growth of Streptococcus mutans.  
Formulasi Dan Uji Mutu Fisik Sediaan Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Sebagai Pelembab Kulit Dwiningrum , Riza; Arifah , Linatul; Pratiwi , Mida; Suswidiantoro, Vicko
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit kering merupakan kondisi yang sering terjadi akibat menurunnya kadar air dan natural moisturizing factor (NMF) pada permukaan kulit. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan pelembab berbahan dasar alami. Daun sirsak (Annona muricata Linn) diketahui memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat membantu meningkatkan kelembapan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengevaluasi mutu fisik sediaan krim dari ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) sebagai pelembab kulit. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Ekstrak daun sirsak diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%, serta dibandingkan dengan kontrol positif (Dorskin) dan kontrol negatif (blanko). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh formula krim memiliki mutu fisik yang memenuhi standar, seperti tampilan organoleptis yang stabil, homogenitas merata, pH berada dalam kisaran aman untuk kulit (5,84–6,39), daya sebar optimal (5,3–6,4 cm), daya lekat sesuai standar (3,8–4,9 detik), viskositas stabil (3.400–7.000 cP), dan tidak mengalami perubahan signifikan selama uji stabilitas. Formula dengan konsentrasi 20% ekstrak daun sirsak (F3) menghasilkan rata-rata peningkatan kelembapan kulit sebesar 61,87%, yang merupakan hasil terbaik di antara semua formula. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar kelompok konsentrasi (p = 0,000), yang menandakan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun sirsak berpengaruh nyata terhadap kelembapan kulit. Disarankan agar ekstrak daun sirsak digunakan dalam konsentrasi optimal sebagai bahan aktif alami dalam sediaan krim pelembab kulit, serta dilakukan uji lanjutan untuk menilai keamanan dan stabilitas jangka panjang.
Formulasi Blush On Stick Dengan Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dan Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) Hermalia, Adinda Shofa Hermalia; Safutri, Wina; Dwiningrum , Riza; Pratiwi , Mida
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3439

Abstract

Salah satu produk kosmetik yaitu blush on, merupakan produk riasan dekoratif yang banyak digunakan karena memberikan warna dan kesan hangat pada wajah. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) merupakan tanaman yang memiliki kandungan antosianin yang berperan penting untuk menghasilkan warna. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi sediaan blush on stick dengan kombinasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas). Metode penelitian yang dilakukan secara eksperimental, meliputi ekstraksi dengan metode maserasi, pembuatan blush on stick dengan konsentrasi F1 (20%:20%), F2 (10%:20%), dan F3 (20%:10%), dan evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji stabilitas, dan uji iritasi telah memenuhi syarat yang berlaku. Mutu fisik sediaan blush on stick telah sesuai berdasarkan evaluasi uji fisik. Stabilitas sediaan blush on stick tetap stabil dalam penyimpanan selama 7 hari pada suhu kamar. Sediaan blush on stick dengan konsentrasi F3 (20%:10%) banyak disukai panelis berdasarkan parameter warna. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) dapat diformulasikan menjadi sediaan blush on stick.