Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterbatasan lahan di SMPN 102 Jakarta Timur yang berdampak pada tata ruang sekolah dan aktivitas pembelajaran. Fenomena ini relevan mengingat pentingnya desain tata ruang sekolah dalam mendukung efektivitas pembelajaran, terutama di kawasan urban dengan lahan terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh keterbatasan lahan pada tata ruang, menilai tata letak ruang sekolah, dan memahami pola pergerakan aktivitas di SMPN 102 Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan induktif untuk memahami hubungan antara keterbatasan lahan, tata ruang, dan aktivitas. Data dikumpulkan dari observasi langsung, pengukuran luas lahan, serta analisis fungsi dan sirkulasi ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbatasan lahan berdampak pada densitas ruang dan efisiensi penggunaannya. Tata ruang sekolah telah memanfaatkan desain linier untuk memaksimalkan lahan, namun sirkulasi antar ruang masih kurang optimal, terutama pada jam sibuk seperti pergantian kelas. Aktivitas siswa dan guru terhambat oleh keterbatasan ruang publik, seperti kantin dan lapangan. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa desain tata ruang yang adaptif diperlukan untuk mengatasi keterbatasan lahan. Saran utama adalah optimalisasi ruang multifungsi, peningkatan sirkulasi, dan pemanfaatan area vertikal untuk mendukung kenyamanan dan efisiensi aktivitas pembelajaran. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi perancangan sekolah di kawasan perkotaan dengan lahan terbatas.Kata Kunci : Keterbatasan Lahan, Tata Ruang, Aktivitas Pembelajaran, Efisiensi Ruang, Sirkulasi Ruang