Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

SENSE OF PLACE KOTA BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK DI TIGA TIPOLOGI PERMUKIMAN (Sense of Place of Bogor city based on Community Perception in three typologies of Settlements) Tohjiwa, Agus Dharma
Tesa Arsitektur Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bogor city has three typologies of settlements that are historical area, internal development area and commuting area. The purpose of this study is to describe the sense of place in the city of Bogor based on the perception of the resident living in those settlements. This research uses a survey method using questionnaire and field observations. Research variables using three components of sense of place which are physical attributes, activities, and conception. The result shows that the natural conditions and colonial heritage still has a major contribution in creating Bogor’s sense of place. Activity as a commuter from Bogor to Jakarta is the main activity characteristics in this city. Nevertheless, at the weekend most people spend time in their own city. Most resident has a conception that Bogor is a city of tourism and resort. This study shows that Bogor urban identity as historic city only supported by a physical artifact of the empire and colonial periods alone. Activities and perceptions of people living in Bogor unrelated or unsupport the formation of urban identity. To keep the sense of place of Bogor, at least there are two aspects which should be considered which are revitalizing the old city and the development of Transit Oriented Development.
EVALUASI FUNGSI PEJALAN KAKI PADA TROTOAR JALAN AKSES UI, KELAPA DUA, DEPOK Nazalita, Vinny; Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2018.v17i1.1923

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi fungsi pejalan kaki pada trotoar di jalan Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Fungsi pejalan kaki yang diteliti meliputi kondisi fisik, fungsi kenyamanan (comfortable), dan keamanan (safety) sirkulasi para pedestrian (pejalan kaki) di jalur trotoar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan melakukan responden survey yang mana pembahasannya ditinjau dari pemetaan manusia (pelaku/pemakai) dan pemetaan tempat (kelengkapan property perabot jalan), dengan membagi 3 waktu pengamatan di lapangan pada pagi, siang, dan sore hari, serta membagi jalur penggal Jalan Komjen Pol. M. Jasin (sepanjang 2,75 Km) menjadi 2 bagian yang didasarkan pada asumsi kesamaan karakteristik (ciri khas) yang khusus dari masing-masing bagian. Pada kesimpulannya, dari masing-masing segmen memperlihatkan adanya perbedaan yang cukup mencolok, yaitu pada bagian 1: Panjang jalur 1200 meter, mulai dari utama penggal Jl. Akses UI sampai bangunan Mc. Donald Kelapa Dua, merupakan jalur teramai pada jam berangkat (pagi hari) dan pulang kerja, kuliah, sekolah (siang dan sore hari). Kemudian pada bagian 2: Panjang jalur 1550 meter, mulai dari Bank Mandiri Cabang Kelapa Dua Depok sampai Pasar PAL, merupakan daerah perkantoran dan perdagangan jasa, arus lalu lintas relatif sedang pada pagi dan siang hari, dan mulai ramai pada sore dan malam hari dengan menjamurnya tenda-tenda penjual makanan.
PUSAT BATIK SURAKARTA HADININGRAT DI LAWEYAN, SURAKARTA Anisah, Sari Saraswati; Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang dikenal sebagai kota budaya dan sejarah bahkan mendapat predikat “Spirit of Java”. Salah satunya yaitu kawasan kampung Laweyan yang menjadi kampung industri batik pertama di Indonesia yang memiliki unsur-unsur etnik pada penataan kampungnya sebagai peninggalan sejarah. Namun, yang terjadi sekarang adalah bangunan di Kampung Laweyan yang mencirikan Kampung Batik pada zaman dahulu telah luntur, tergusur oleh bangunan baru bergaya modern yang saling tumpang tindih tidak terkontrol. Eksistensi kampung Laweyan sebagai kampung industri batik sekaligus sebagai destinasi wisata pun terganggu. Untuk itu, perancangan Pusat Batik Surakarta Hadiningrat di Laweyan Surakarta ini bertujuan sebagai upaya peningkatan kembali eksistensi kampung Laweyan sebagai kampung industri batik dan kampung wisata. Pada perancangan Pusat Batik ini dibuat wadah kegiatan seperti pusat edukasi batik, pusat produksi dan produk jual batik dan dilengkapi dengan pusat pagelaran untuk lebih menarik pengunjung serta membangkitkan lagi suasana yang khas di Laweyan Kata Kunci : Kampung batik, Pusat batik, Wisata Surakarta.
MUSEUM KERATON JAWA DI YOGYAKARTA Landrian, Lutfi; Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadi pusat pendidikan berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Keanekaragaman seni budaya dari berbagai agama serta karakteristik masyarakatnya membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata. Pembangunan museum pada penelitian ini bertujuan untuk melestarikan nilai dan budaya yang ada di keraton Jawa, khususnya DIY. Museum ini dikombinasikan dengan berbagai kegiatan yang menunjang seperti perpustakaan, restoran serta ruang serbaguna. Konsep yang digunakan adalah monumental karena selain dari sifat museum itu sendiri juga dikarenakan untuk merepresentasikan sifat dari keraton yang juga monumental. Tema yang diangkat yaitu simbolisme, untuk menghadirkan suasana keraton melaui simbol-simbol yang ada sehingga masyarakat dapat merasakan pengalaman ruang yang baru untuk memudahkan pengunjung dalam memahami isi museum. Hasil dari penulisan ini berupa perancangan desain dari Museum Keraton di Yogyakarta. Kata kunci: Museum, Keraton, Simbolisme
CITYWALK DI SUKABUMI Ruswanda, Cipta Destiara Ekaputri; Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Sukabumi adalah kota perdagangan dan jasa yang mulai berkembang di Indonesia dan menjadi tujuan para investor . Dengan semakin bertambahnya penduduk di kota ini , di butuhkan sebuah pusat perbelanjaan dengan tampilan atau konsep yang berbeda dari pusat perbelanjaan lainnya. CityWalk  menghadirkan nuansa baru dalam  pusat perbelanjaan. Pada penelitian ini dilakukan perancangan CityWalk  di kota Sukabumi dengan mengutamakan ruang terbuka. CityWalk ini diharapkan dapat mengangkat citra kota dan menjadikan icon kota Sukabumi. Konsep yang diterapkan pada CityWalk ini merespon dari kondisi existing di sekitar site. Dengan konsep bangunan yang berkesan natural terkoneksi dengan Alam menjadikan aktifitas berbelanja menjadi nyaman . Kata Kunci : Alam, CityWalk, Sukabumi.
REVITALISASI KAWASAN RUMAH BETANG DI TAMIYANG LAYANG, KALIMANTAN TENGAH Tohjiwa, Agus Dharma
Prosiding PESAT Vol 5 (2013)
Publisher : Prosiding PESAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Revitalisasi kawasan adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati, yangpada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan kawasanuntuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki. Kawasan RumahTradisional Betang di Kabupaten Barito Timur memiliki banyak potensi dalam rangkamenggelar program promosi kawasannya. Penataan dan revitalisasi di kawasantersebut secara umum ditujukan untuk meningkatkan atau membangkitkan vitalitaskawasan dari aspek ekonomi dan fisik. Penelitian ini menggunakan metode survey.Berdasarkan analisis kondisi kawasan, strategi revitalisasi yang cocok untuk kawasantersebut adalah memanfaatkan potensi jalan antar provinsi, mengoptimalkan obyek vitalkawasan sebagai generator aktivitas kawasan, dan menciptakan linkage antar magnetkawasan. Upaya konservasi fisik kawasan dilakukan dengan metode gentrifikasi danredevelopment.
PERUBAHAN TIPOLOGI KOTA BOGOR SEBAGAI HINTERLAND MEGAPOLITAN JAKARTA Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 9, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan tipologi yang terjadi pada kota Bogor terutama setelah Bogor menjadi hinterland Megapolitan Jakarta. Banyak artifak fisik yang dibangun pada masa kolonial, salah satunya adalah istana Bogor. Tipologi kota Bogor saat itu ditentukan oleh pemberlakuan zona permukiman etnis (wijkenstelsel). Setelah Indonesia merdeka, kota ini pun lambat laun kehilangan kedudukan sentralnya seperti pada masa kolonial. Pada tahun 1976 dikeluarkan Instruksi Presiden di mana kota Bogor ditetapkan sebagai salah satu kota penyangga (hinterland) Jakarta. Mudahnya akses dan singkatnya waktu tempuh Jakarta-Bogor menyebabkan Bogor menjadi salah satu daerah tujuan untuk bermukim. Kota Bogor tumbuh sebagai kota berbasis pemukiman para pekerja di Jakarta. Saat ini terdapat 3 tipe kawasan yang membentuk tipologi kota Bogor yaitu kawasan historis kolonial, kawasan pembangunan ekonomi internal, dan kawasan permukiman yang terkait dengan pola komuter (regional). Karakter kota Bogor yang bersejarah sekarang mulai pudar oleh desakan budaya komersial urban.
CITRA PUSAT KOTA DEPOK BERDASARKAN PETA KOGNITIF PENGAMAT Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 8, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi elemen citra kota yang membentuk pusatKota Depok berdasarkan kognisi pengamat. Lokasi penelitian adalah Jalan MargondaRaya sebagai jalan protokol pada pusat kota Depok. Penggalian informasi dan datadidasarkan atas respons dari stimulus ikonis, grafis, dan verbal. Analisis datamenggunakan analisis kesamaan isi dan deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan petakognitif pengamat menunjukkan bahwa penanda kota Depok adalah Margo City dandistrik terbanyak diketahui responden adalah kawasan terminal. Untuk simpul yangpaling banyak tergambar adalah persimpangan Jl. Margonda – Jl. Juanda, jalur adalahjalan Juanda, dan ruas kota Depok adalah batas Gapura selamat datang. Bagian dari Jl.Margonda yang paling baik secara visual menurut responden adalah kawasan MargoCity. Sebaliknya, bagian yang paling buruk secara visual adalah daerah terminal.Orientasi kawasan yang terkuat saat ini adalah Margo City. Depok dipersepsikan olehresponden sebagai kota pendidikan dan kota perdagangan. Mayoritas responden banggadengan kota Depok karena masih diasosiasikan sebagai kota pendidikan.AbstractThe objective of this research is to identify city image elements that form imagibility(ability to deliver impression) in Depok based on observers’s cognition. Location of thisresearch is Jl. Margonda Raya as the main street of Depok downtown. The exploration ofinformation and data is based on the response of iconic, graphical, and verbalstimulation. Data analysis employs content and descriptive analysis. Research resultbased on cognitive map of observer shows that penanda of Depok is Margo City anddistrik that is known well by the respondents is bus terminal area. Node that most drawnis intersection of Jl. Margonda - Jl. Juanda, path is Jl. Juanda, and edge of Depok isboundary of welcomes gate. Part of Jl. Margonda which is visually best lookingaccording to the respondents is Margo City area. On the contrary, visually worst lookingis terminal area. The strongest orientation area is Margocity. Depok is perceived by therespondents as education and commercial city. Majority of respondents are proud ofDepok because it is still be associated as an education city.Keywords : image, city, Depok, map, cognitive
PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN IRIGASI DI NDONESIA Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 6, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberi arahan kebijakan pemerintah dalam penentuan prioritasprogram pengembangan kelembagaan dan pengelolaan irigasi di Indonesia. Propinsiyang menjadi obyek penelitian adalah 16 propinsi yang akan menerapkan PKPI(Pembaharuan Ke-bijakan Pengelolaan Irigasi). Metoda penelitian menggunakanpemodelan berdasarkan ana-lisis multiatribut dengan kriteria SWOT. Penentuan nilaifaktor SWOT didasarkan atas jawa-ban responden di propinsi tentang kondisipengelolaan irigasi di daerah mereka. Penentukan bobot faktor SWOT didasarkanjawaban responden di Pusat yang diolah menggunakan prinsip Comparative Judgment(AHP). Hasil penelitian menunjukan bahwa propinsi Bali, NTB, Kalbar, dan Gorontalosebaiknya menggunakan strategi Growth oriented. Propinsi Babel, Kateng, Kaltim,Sulteng, Malut, dan Papua sebaiknya menggunakan strategi Turn around. Propinsi Jambi,Sulut, Kalsel, dan Maluku sebaiknya menggunakan strategi Diversification, sedangpropinsi Riau dan Bengkulu sebaiknya menggunakan strategi Defensive. Dari tipologistrategi dan penilaian faktor-faktor SWOT yang dominan disusun prioritas kegiatan yangpaling sesuai untuk masing-masing propinsi. Melalui matriks profil kompetitif diketahuiurutan (ranking) dari 16 propinsi dimana propinsi NTB, Bali, Gorontalo, Sulteng, danKalbar menempati posisi 5 propinsi teratas.AbstractThe objective of this research is to give a guide on governmental policy in programpriority of institutional development and management of irrigation in Indonesia. Theresearch object is 16 provinces that will apply PKPI (Policy Renewal of IrrigationManagement). Research method applies modeling based on analysis multi attribute withSWOT criterions. Determination of SWOT value is based to responder answer in provinceabout condition of irrigation management in their area. Determination of SWOT value isbased on responder in central government which processed by Comparative Judgmentprinciple (AHP). Result of research of shows that Bali, NTB, Kalbar, and Gorontaloprovince is better to apply Growth oriented strategy. Babel, Kalteng, Kaltim, Sulteng,Malut, and Papua province is better to apply Turn around strategy. Jambi, Sulut, Kalsel,and Maluku province is better to apply Diversification strategy, whereas Riau andBengkulu province is better to apply defensive strategy. From typology of strategy andassessment of dominant SWOT factors, most appropriate activities for each province arecompiled. With competitive profile matrix we can rank out 16 provinces where NTB, Bali,Gorontalo, Sulteng, and Kalbar province occupies of 5 upper positions.
MENCARI BENTUK KOTA HEMAT ENERGI DI INDONESIA Tohjiwa, Agus Dharma
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 8, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep bentuk kota yang hemat energi yangsesuai di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitudengan membandingkan konsep pembangunan kota dan struktur kota terhadap kesesuaianaplikasinya di negara berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunanberkelanjutan sangat esensial bagi perkembangan kota-kota di masa depan. Kota kompak(compact city) merupakan salah satu konsep yang berkembang dalam pola ruang danbentuk kota yang hemat energi dan pembangunan berkelanjutan. Dalam sebuah kotakompak terdapat fokus yang kuat pada perencanaan urban containment, yakni denganmenyediakan suatu konsentrasi penggunaaan campuran yang secara sosial berkelanjutan.Pada kenyataannya kota besar di negara berkembang sudah sangat kompak dalam artisudah sangat padat. Tetapi kenyataan ini tidak berarti bahwa kota-kota tersebutberkelanjutan. Beberapa peluang dalam mewujudkan kota kompak berkelanjutan yanghemat energi di Indonesia adalah memperbaiki dan membangun kota secara vertikal,sistem transportasi massal, kota berinti ganda, tata bangunan dan lingkungan hematenergi, dan ruang kota yang berorientasi pejalan kaki.AbstractThe objective of this research is to get a city concept of saved energy in Indonesia. Researchmethod applied is descriptive and comparative by comparing development conceptand city structure to concordance the application in developing countries. Result ofresearch indicates that sustainable development is essential for development of city.Compact city is one of growing concept in space pattern and form of energy saving cityand sustainable development. In a compact city there is strong focus at planning of urbancontainment, that is by providing a concentration of mixed use space that socially sustainable.In fact, megacities in developing countries have been very compact in meaning ofhave been very dense. But this reality doesn't mean that the cities are sustainable. Someopportunities in realizing sustainable compact city that saved energy in Indonesia isimprove and builds vertically city, mass transportation system, multiple city core, setenergy saving building and area, and pedestrian oriented.