Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH DESIGN USER INTERFACE TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PADA APLIKASI JAKSEHAT DI PUSKESMAS KEBON JERUK Santri, Santri; Kurniawati, Anastasia Cyntia Dewi
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 2 (2025): May 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i2.2954

Abstract

Jaksehat merupakan salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Jakarta yang bertujuan untuk memudahkan Masyarakat mengakses pelayanan Kesehatan khususnya puskesmas dan rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jakarta agar lebih cepat dan efisien. Design User Interface menjadi salah satu bagian paling penting dalam pembuatan suatu aplikasi agar user mudah menggunakan aplikasi dan user dapat merasakan manfaat nyata dari aplikasi yang telah dibuat. Kepuasan pengguna dari suatu sistem dapat dilihat dari UI yang sudah sesuai dengan kebutuhan sistem dan tercapainya ekspektasi pengguna terhadap sistem. Tingkat penggunaan aplikasi Jaksehat di Puskesmas Kebon Jeruk masih rendah, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang fitur-fitur aplikasi, desain UI yang tidak user-friendly, serta kurangnya panduan yang jelas, sehingga pasien lebih memilih mendaftar secara manual.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Design user interface terhadap kepuasan pengguna aplikasi Jaksehat menggunakan metode End User Computing Satisfaction. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan survey observasional dan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini 99 pengguna aplikasi Jaksehat di Puskesmas Kebon Jeruk. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan metode regresi linear sederhana. Hasil penelitian  didapatkan ada pengaruh yang signifikan antara design user interface terhadap kepuasan pengguna aplikasi Jaksehat dengan nilai P-value 0,000 dan nilai korelasi atau hubungan sebesar 0,644. Design User interface memberikan pengaruh sebesar 41% terhadap kepuasan pengguna aplikasi Jaksehat di Puskesmas Kebon Jeruk.
Length of Stay Patterns and Their Relation to Coding Accuracy: Polanya Lama Tinggal Pasien dan Hubungannya dengan Akurasi Koding Muchlis, Husni Abdul; Qomarania, Witri Zuama; Nurmalasari, Mieke; Kurniawati, Anastasia Cyntia Dewi; Lestari, Betri Widya
Procedia of Engineering and Life Science Vol. 9 (2025): Proceedings of the 2025 Annual Meeting of APTIRMIKI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hospitals face efficiency and quality challenges within the Case-Based Groups (CBG's) financing system, where a patient’s Length of Stay (LOS) is critical. Accurate LOS data is crucial for strategic decisions, cost management, and quality care. A study at a Type B Hospital in Bekasi City found significant variation and outliers in LOS, indicating a non-normal distribution. This observational analytic study, involving 3,151 inpatient claims from January 2024, analyzed LOS data and its impact on clinical documentation and coding quality. The analysis compared the Arithmetic Mean Length of Stay (AMLOS) and the Geometric Mean Length of Stay (GMLOS) to identify outliers, followed by a Wilcoxon test. Results showed LOS varied from 1 to 48 days, with an AMLOS of 7.13 and a GMLOS of 6.76 days, indicating positive skewness from outliers. AMLOS was consistently higher than GMLOS in the top 10 CBG's, especially for moderate and severe cases. The Wilcoxon test (p<0.05) confirmed a significant statistical difference, showing GMLOS more accurately represents the appropriate LOS. The presence of outliers (e.g., >30 or 44 days) suggests potential issues with documentation or coding. Therefore, using the more robust GMLOS is crucial for hospitals to optimize management, improve care, and maintain the quality of clinical documentation and coding.
PENGGUNAAN MYSQL DALAM PERANCANGAN DATABASE REKAM MEDIS ELEKTRONIK: STUDI LITERATUR Kurniawati, Anastasia Cyntia Dewi; Uli, Angel Septiana
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 4 (2025): November 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i4.4648

Abstract

Abstract: The amendment to the Minister of Health Regulation on medical records requires all healthcare facilities in Indonesia to implement Electronic Medical Records (EMR) no later than December 31, 2023. Many clinics, as part of these facilities, still rely on a file-based approach, resulting in scattered data that are difficult to retrieve, prone to duplication, and often inaccurate. This study aims to analyze the use of MySQL in designing a web-based EMR database. The method employed is a Systematic Literature Review (SLR), selecting articles based on inclusion and exclusion criteria, yielding 20 relevant journals. MySQL was chosen because it is an open-source database management system (DBMS) licensed under GPL, supports multi-user access, offers fast query performance, and provides adequate security features. Its advantages include easy distribution, compliance with standard SQL, and reliable performance for managing medical data. However, limitations such as inefficient decentralized configuration and longer execution times with large-scale data must be considered. The database design process follows five stages: Requirement, Design, Implementation, Verification, and Maintenance. The findings indicate that MySQL is suitable for EMR database design due to its functional strengths and flexibility, although large-scale optimization remains a challenge. Keywords: Electronic Medical Records, MySQL, Database Abstrak: Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan tentang rekam medis mewajibkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik (RME) paling lambat 31 Desember 2023. Klinik sebagai salah satu fasyankes masih banyak yang mengandalkan pendekatan file-based, sehingga data tersebar, sulit dicari, rawan duplikasi, dan sering tidak akurat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pemanfaatan MySQL dalam perancangan database RME berbasis web. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan menyeleksi artikel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, dan diperoleh 20 jurnal relevan. MySQL dipilih karena merupakan sistem manajemen database (DBMS) open source berlisensi GPL, mendukung multiuser, memiliki kecepatan query yang baik, serta fitur keamanan yang memadai. Kelebihan MySQL meliputi kemudahan distribusi, dukungan standar SQL, dan performa yang andal untuk pengelolaan data medis. Namun, kelemahan seperti konfigurasi desentralisasi yang kurang efisien dan peningkatan waktu eksekusi pada data berskala besar perlu diperhatikan. Proses perancangan database mengikuti lima tahap: Requirement, Design, Implementation, Verification, dan Maintenance. Hasil kajian menunjukkan MySQL layak digunakan untuk perancangan database RME karena keunggulan fungsional dan fleksibilitasnya, meskipun optimalisasi skala besar tetap menjadi tantangan. Kata kunci: Rekam Medis Elektronik, MySQL, Database 
Gerakan RW peduli stunting: masyarakat sehat, anak hebat Pertiwi, Tria Saras; Sapang, Mertien; Kurniawati, Anastasia Cyntia Dewi; Zahra, Davina Affah; Hadi, Fariz Satya; Kesiha, Alifah Syibilla
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.34605

Abstract

Abstrak Desa Lebak Wangi merupakan salah satu yang menjadi salah satu lokus percepatan penurunan stunting. Berdasarkan hasil wawancara awal dan observasi lapangan di RW.007, Desa Lebak Wangi, Kec. Sepatan Timur, Kab. Tangerang (lokasi mitra), ditemukan sejumlah permasalahan terkait stunting meliputi, minimnya pengetahuan kader maupun ibu balita terkait pencegahan stunting, kurangnya kesadaran & kehadiran ibu balita ke posyandu, sarana posyandu & akses informasi terkait stunting terbatas, minimnya pengelolaan data balita atau tidak tersedia alat bantu pencatatan dan pelaporan untuk penyimpanan data pihak internal khususnya di RW.007, Desa Lebak Wangi, Kec. Sepatan Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan kader mengenai pencegahan stunting melalui “Gerakan RW Peduli Stunting”. Adapun metode kegiatan ini diawali dengan sosialisasi penyamaan persepsi bersama ketua RW dan perwakilan kader RW 007, kemudian pembentukan tim RW “stunting corner”, pelatihan berupa edukasi literasi gizi serta pelatihan kader dalam deteksi dini stunting mencakup pengukuran antropometri, pencatatan dan pemantauan balita menggunakan form elektronik berupa kobotoolbox, kemudian dilanjutkan dengan pendampingan dan evaluasi kegiatan. Adapun tim kader yang dilatih sebanyak 28 orang selaku tim RW Peduli Stunting di Desa Lebak Wangi. Hasil pelatihan kader menunjukkan peningkatan rata-rata pengetahuan dan keterampilan kader dari 66,84% sebelum pelatihan menjadi 94,71% setelah pelatihan. Keberadaan Stunting Corner di balai warga serta form pemantauan digital menjadi pusat informasi yang mudah diakses masyarakat dan mendukung kader dalam menyampaikan pesan kesehatan secara lebih efektif. Kata kunci: gerakan RW; peduli stunting; stunting corner; Desa Lebak Wangi Abstract Lebak Wangi Village is one of the designated loci for accelerating stunting reduction. Based on preliminary interviews and field observations in RW.007, Lebak Wangi Village, Sepatan Timur District, Tangerang Regency (partner location), several issues related to stunting were identified, including limited knowledge among cadres and mothers of toddlers regarding stunting prevention, low awareness and attendance of mothers at the posyandu (integrated health post), limited posyandu facilities and access to information related to stunting, as well as inadequate management of toddler data or the absence of recording and reporting tools for internal data storage, particularly in RW.007, Lebak Wangi Village, Sepatan Timur District. This activity aims to improve the knowledge and skills of community health cadres in stunting prevention through the “RW Cares about Stunting Movement” (Gerakan RW Peduli Stunting). The methods include an initial socialization and perception alignment session with the RW leader and RW 007 cadre representatives, followed by the formation of the RW “Stunting Corner” team, and training sessions on nutrition literacy education and early stunting detection. The training covers anthropometric measurement, toddler recording and monitoring using an electronic form via KoboToolbox, and is followed by mentoring and activity evaluation. A total of 28 cadres were trained as members of the RW Cares about Stunting team in Lebak Wangi Village. The results of the cadre training showed an increase in the average knowledge and skills of cadres from 66.84% before training to 94.71% after training. The establishment of the Stunting Corner at the community hall, along with the use of a digital monitoring form, has created an easily accessible information center for residents and supported cadres in delivering health messages more effectively. Keywords: community harmony movement; caring for stunting; stunting corner; Lebak Wangi Village