Penelitian ini mengkaji elemen semiotika visual dalam film pendek Georgia (2020) karya Jayil Pak untuk memahami bagaimana pesan sosial terkait kekerasan seksual dan ketidakadilan hukum di Korea Selatan disampaikan melalui simbolisme visual. Penelitian menggunakan metode semiotika Roland Barthes untuk menganalisis makna denotatif dan konotatif elemen visual, seperti warna, komposisi, simbol, serta narasi. Data primer diperoleh melalui observasi visual dan wawancara dengan sutradara, sementara data sekunder berasal dari sumber daring resmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol kotak‐kotak dari font Georgia menjadi elemen sentral yang mencerminkan keterbatasan komunikasi, mimpi yang hancur, serta kritik terhadap ketimpangan hukum dan budaya sosial. Tema “American Dream” direpresentasikan melalui perjuangan tokoh Jina, sedangkan mitos hantu budaya Korea memperkaya pesan moral film terkait nilai keadilan. Elemen visual, seperti ironi dalam adegan kepolisian dan simbolisme spanduk, menonjolkan kritik terhadap sistem hukum dan pendekatan kekeluargaan dalam penyelesaian kasus kekerasan seksual. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan studi semiotika film untuk memperluas wawasan desain dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu sosial melalui karya yang bermakna. Film Georgia menjadi refleksi kritis atas realitas sosial, budaya, dan spiritual, memperkuat nilai keadilan dan empati dalam masyarakat.