Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan komplikasi seperti ulkus diabetikum dan keruskan hati, yang ditandai dengan peningkatan SGOT dan SGPT. Terapi obat oral dapat menimbulkan efek samping, sehingga penggunaan tanaman herbal Trichosanthes cucumerina menjadi alternatif. Trichosanthes cucumerina mengandung senyawa antioksidan flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, carotenoid, alkaloid, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak methanol Trichosanthes cucumerina terhadap kadar SGOT dan SGPT pada tikus ulkus diabetikum. Manfaat penelitian ini untuk membuktikan bahwa Trichosanthes cucumerina sebagai tanaman alternatif yang memiliki efek hepatoprotektif yang didapatkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut methanol. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain pre and post nonequivalent control group dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 tikus putih (Rattus norvegicus) dibagi menjadi lima kelompok, yaitu tiga kelompok perlakuan diberi ekstrak dengan dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB, dengan dua kelompok kontrol. Kontrol positif (metformin 150mg/kgBB dan amoxcillin 4mg/kgBB) dan kontrol negatif. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama 14 hari. Pemeriksaan SGOT dan SGPT menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis Thermo Scientific Genesys 150. Data berdistribusi normal dan dianalisis dengan uji One-Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan kadar SGOT dan SGPT setelah pemberian ekstrak methanol Trichosanthes cucumerina pada tikus ulkus diabetikum (p<0,05). Penurunan terjadi pada seluruh dosis ekstrak yang diberikan. Dosis 500mg/kgBB menjadi dosis paling optimal, karena kandungan senyawa antioksidan yang bersifat hepatoprotektor. Efek hepatprotektor diduga berasal dari senyawa seperti flavonoid, saponin, dan triterpenoid.