Riangtobi, Yohana Damiana Uto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perempuan Dalam Budaya Patrilineal di Nusa Tenggara Timur Menurut Teori The Second Sex Simone de Beauvoir Riangtobi, Yohana Damiana Uto; Andim, Wensensiana Yasinta; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1102

Abstract

Budaya patriarki yang mengakar kuat dalam sistem sosial masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya melalui praktik belis dalam tradisi perkawinan, telah memperkuat ketimpangan gender dan menempatkan perempuan dalam posisi subordinat. Tradisi ini tidak hanya membatasi peran sosial perempuan, tetapi juga menjadi pemicu terjadinya kekerasan fisik maupun non-fisik terhadap mereka. Berdasarkan perspektif teori The Second Sex dari Simone de Beauvoir, perempuan diposisikan sebagai “yang lain” dalam konstruksi sosial laki-laki, di mana keberadaan mereka didefinisikan bukan sebagai subjek yang otonom, melainkan sebagai objek milik laki-laki setelah pembayaran belis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka untuk menganalisis bagaimana konstruksi budaya patrilineal di NTT membentuk pengalaman ketidakadilan yang dialami perempuan, termasuk dalam bentuk diskriminasi, eksploitasi seksual, dan kekerasan rumah tangga. Hasil kajian menunjukkan bahwa praktik belis yang semula dimaksudkan sebagai simbol persatuan antar keluarga, mengalami pergeseran makna menjadi alat dominasi patriarkal yang melegitimasi kontrol laki-laki atas perempuan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif pemerintah, tokoh agama, dan lembaga adat dalam merevitalisasi makna belis serta menegakkan perlindungan terhadap hak-hak perempuan. Upaya kolektif ini penting guna membangun tatanan sosial yang lebih adil dan setara di tengah masyarakat patrilineal.
Implementasi Konvensi Internasional 1990 Tentang Perlindungan Pekerja Migran: Kasus TPPO Pekerja Migran Indonesia di Kamboja Tahun 2023 Andim, Wensensiana Yasinta; Tokan, Anastasia E Andinny Goran; Riangtobi, Yohana Damiana Uto; Lape, Florentina Maria Iness Oematan; Gie, Verikson; Subandi, Yeyen
Jurnal Ilmiah Multidisipin Vol. 3 No. 7 (2025): Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juli 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jim.v3i7.1124

Abstract

Pekerja migran Indonesia sering menjadi korban perdagangan manusia (TPPO), terutama di negara tujuan tanpa prosedur seperti Kamboja. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Konvensi Internasional tahun 1990 tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang No. 6 Tahun 2012, untuk menangani kasus-kasus TPPO terhadap pekerja migran Indonesia di Kamboja pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan hukum normatif dan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Hasil studi menunjukkan bahwa Indonesia melalui peraturan nasional seperti Undang-Undang No. 18 Tahun 2017, Undang-Undang No. 21 Tahun 2007, dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 telah menerapkan prinsip-prinsip konvensi dalam bentuk perlindungan hukum, advokasi, pemulangan, rehabilitasi, serta dukungan hukum bagi korban TPPO. Meskipun Kamboja belum meratifikasi Konvensi 1990, upaya perlindungan tetap dijalankan oleh Pemerintah Indonesia melalui kerja sama diplomatik, koordinasi dengan KBRI Phnom Penh, serta kolaborasi dengan lembaga-lembaga internasional. Penelitian ini menekankan pentingnya penguatan mekanisme perlindungan pekerja migran secara lebih terintegrasi, preventif, dan responsif di masa mendatang.