Siti Muslikhatul Ummah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Framing Media Online pada Pemilihan Presiden 2024 terhadap Karakter Humanis Prabowo-Gibran Ulya, Himmatul; Siti Muslikhatul Ummah; Nugraheni Arumsari; Restu Ayu Mumpuni
Integralistik Vol. 36 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v36i2.26636

Abstract

Penelitian ini menganalisis pembingkaian karakter humanis pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh media massa online di Indonesia. Fokus penelitian adalah mengidentifikasi bagaimana media mengonstruksi citra humanis pasangan ini serta dampaknya terhadap opini publik. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan & Gerald Kosicki dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari 336 artikel yang dipublikasikan oleh delapan media online terkemuka yaitu: Kompas, Tempo, Detik, Republika, Liputan6, Viva, Sindonews, dan Media Indonesia, selama masa tenang kampanye (31 Januari–13 Februari 2024). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas media membingkai Prabowo-Gibran secara positif dengan menonjolkan karakter humanis, seperti komitmen, tanggung jawab, dan sikap cinta damai. Pembingkaian ini tidak hanya menampilkan sisi kepemimpinan mereka, tetapi juga berfungsi sebagai strategi pencitraan politik untuk membangun kedekatan emosional dengan pemilih. Selain itu, penelitian ini mengungkap adanya bias netralitas media. Hal ini menunjukkan media dapat berperan dalam membentuk persepsi publik dan memengaruhi dinamika demokrasi elektoral.Temuan penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi mengenai relasi media, politik, dan konstruksi citra kepemimpinan di era digital. Media tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai aktor yang turut membentuk realitas politik melalui framing tertentu. Penelitian ini juga membuka ruang untuk kajian lebih lanjut mengenai etika jurnalistik, objektivitas media, serta dampak jangka panjang pembingkaian karakter politik terhadap kualitas demokrasi di Indonesia. Dengan demikian, hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi, praktisi media, dan pemangku kebijakan dalam memahami kompleksitas interaksi antara media dan kekuasaan.
Literasi Media Sosial Sebagai Antisipasi Hoaks Bagi Organisasi Kemasyarakatan Muslimat NU di Kabupaten Demak Ulya, Himmatul; Restu Ayu Mumpuni; Nugraheni Arumsari; Siti Muslikhatul Ummah
Jurnal Dharma Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Dharma Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jdi.v3i1.16581

Abstract

The internet use in Indonesia, particularly among women, has shown significant growth, with a penetration rate reaching 49.1% in 2024. However, this increase has not been matched by a corresponding rise in digital literacy, especially in discerning accurate information, which remains low among housewives. This is evident from various cases of hoax dissemination where women were the primary perpetrators. To address this issue, this community service initiative focuses on the Muslimat NU group in Sayung District, most of whose members are women over 45 years old and active on social media and messaging apps like WhatsApp and Facebook. This program aims to empower and improve the community's well-being by enhancing digital literacy through social media literacy, particularly in knowledge and competency for older women using social media. This group was selected because its characteristics reflect those of "digital immigrants," who are vulnerable to spreading hoaxes due to limited understanding of information and communication technology (ICT) and reside in an area experiencing a digital divide. The activities were conducted using a Participatory Learning and Action (PLA) approach, relying on lectures, discussions, and interactive brainstorming sessions with participants. The results showed that the Social Media Literacy Strengthening Program to Avoid Hoaxes for Muslimat NU members in Demak Regency increased participants' awareness and skills, with pretest scores rising from 45% to 53% in posttest results. Thus, this program has provided participants with valuable knowledge to combat the spread of invalid information on social media. Abstrak Penggunaan internet di Indonesia, khususnya di kalangan perempuan, telah menunjukkan peningkatan signifikan dengan tingkat penetrasi mencapai 49,1% pada tahun 2024. Namun, peningkatan ini tidak sejalan dengan tingkat literasi digital, khususnya dalam memilah informasi yang akurat, yang masih rendah di kalangan ibu rumah tangga. Hal ini terbukti dari berbagai kasus penyebaran informasi hoaks yang melibatkan perempuan sebagai pelaku utama. Dalam rangka mengatasi masalah ini, pengabdian ini berfokus pada kelompok Muslimat NU Kecamatan Sayung, yang mayoritas anggotanya adalah perempuan berusia di atas 45 tahun dan aktif menggunakan media sosial serta aplikasi pesan seperti WhatsApp dan Facebook. Kelompok ini dipilih karena karakteristiknya yang mencerminkan digital immigrant, yang rentan terhadap penyebaran hoaks karena keterbatasan pemahaman terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta berada di daerah yang mengalami kesenjangan digital. Kegiatan ini dilakukan menggunakan pendekatan berkonsep Participatory Learning and Action (PLA) yang bertumpu pada ceramah, diskusi, curah pendapat secara interaktif dengan peserta. Hasil Pelaksanan menunjukkan bahwa Program Penguatan Literasi Media Sosial untuk Menghindari Hoaks bagi anggota Muslimat NU di Kabupaten Demak berhasil meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta dengan prosentase pretest 45% meningkat pada hasil posttest 53%. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan bagi peserta dalam menghadapi penyebaran informasi yang tidak valid di media sosial