Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Role of Ragunan Zoo as A Wildlife Conservation Medium, 1966-1993 Abimanyu, Akhdiat Dimas; Subekti, Slamet
Advances In Social Humanities Research Vol. 3 No. 2 (2025): Advances In Social Humanities Research
Publisher : Sahabat Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/adv.v3i2.354

Abstract

This article examines the role of Ragunan Zoo as a medium for wildlife conservation from 1966 to 1993, focusing on its development amidst criticism for prioritizing tourism over conservation. Using historical methodology, the study traces the evolution of Ragunan Zoo from its origins as Planten en Dierentuin during the Dutch colonial era to its transformation into a modern conservation institution. The research highlights key efforts by Ragunan Zoo to address criticism, including the development of animal collections, breeding programs, partnerships with international zoos, and educational initiatives. The research also explores the tangible outcomes of these efforts, such as animal releases, successful breeding programs, and international recognition, including the Ramon Magsaysay Award awarded to Benjamin Galstaun, the zoo's first director. Despite challenges like limited funding and outdated infrastructure, Ragunan Zoo has made significant strides in balancing its roles as a conservation, educational, and recreational institution. The article concludes that Ragunan Zoo's conservation efforts have yielded positive results, contributing to preserving Indonesia's biodiversity while navigating the complexities of its dual role as a tourist attraction and conservation center.
PEST Analysis Model dalam Pengembangan Menggala Ranch dan Curug Bayan sebagai Ekowisata di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Akhdiat Dimas Abimanyu
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v7i2.10249

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan Menggala Ranch dan Curug Bayansebagai destinasi ekowisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan menggunakan metodePEST Analysis. Analisis ini mencakup faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang memengaruhiperkembangan kedua destinasi tersebut. Dari aspek politik, dukungan pemerintah daerah terlihat dalamregulasi yang mendukung kelestarian lingkungan serta pembangunan infrastruktur pariwisata. Dari sisiekonomi, sektor pariwisata menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan kontribusi terhadapProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta peluang pengembangan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah (UMKM). Faktor sosial menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadapekowisata serta potensi budaya lokal yang dapat menjadi daya tarik wisata edukatif. Dari aspekteknologi, pemanfaatan media sosial dan sistem pembayaran digital berkontribusi dalam promosi dankemudahan akses bagi wisatawan, meskipun tantangan berupa keterbatasan infrastruktur jaringan masihada. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri wisata, Menggala Ranch danCurug Bayan memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai destinasi ekowisata berkelanjutan yangmemberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi kabupaten Banyumas
BUDDHIST-NATIONALISM DAN PARADOKS PEMBENTUKAN IDENTITAS MULTIKULTURAL DI MYANMAR, THAILAND DAN KAMBOJA Abimanyu, Akhdiat Dimas
Aliansi Vol 4, No 2 (2025): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v4i2.64607

Abstract

Penelitian ini mengkaji Buddhist-nationalism sebagai sebuah paradoks dalam konteks multikulturalisme di Asia Tenggara, khususnya di Myanmar, Thailand, dan Kamboja. Buddhisme yang secara historis mengajarkan kedamaian dan keterpisahan dari politik, justru mengalami transformasi di era modern dengan integrasinya ke dalam instrument politik dan identitas nasional yang cenderung eksklusif. Dengan pendekatan kualitatif dan metode komparatif, penelitian ini menjelaskan bahwa di Myanmar dan Thailand, nasionalisme Buddhis sering berujung pada diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas, khususnya Muslim melalui diskriminasi narasi historis, politisasi agama dan integrasi negara dengan sangha. Sebaliknya di Kamboja, Buddhisme justru berfungsi sebagai kekuatan simbolik dan rekonsiliatif pasca trauma Khmer Merah, walau tetap ada peran politis dalam kelompok sanha di era kontemporer. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun buddhisme berakar dari nilai-nilai inklusivitas, transformasinya menjadi nasionalisme agama telah menimbulkan paradoks dalam pembentukan identitas multicultural di Asia Tenggara.