Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Revitalising public awareness of the Seputih Mayang site as a cultural heritage in Jember Regency from 1996 to 2012 Bahar, Madjid Fahdul; Suci, Wike Cahyani; Towilah, Lailatul; Salsabila, Nurista; Utami, Nita Dwi
SINGOSARI: Jurnal Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI) Wilayah Jawa Timur Vol. 1 No. 3 (2024): SINGOSARI: Jurnal P3SI Wilayah Jawa Timur
Publisher : CV. Sekawan Siji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63440/singosari.v1i3.47

Abstract

It seems as if the relics of the megalithic era will never fade over time. This can be seen from several relics that have distinctive characteristics, especially the relics at the Seputih  Site.  The Seputih site in  Seputih Mayang Village seems to be a witness that there was prehistoric life that can still be seen today. The discovery of sarcophagi and dolmens, which can be seen and examined from a distance, shows that at that time there were already animist beliefs and dynamism, as indicated by the presence of stone tombs and places to worship the spirits of their ancestors. These discoveries from the past are certainly a legacy that must be safeguarded by today's society by preserving these relics as completely as possible. Through this article, we will discuss the efforts of community awareness in preserving the  Seputih  Mayang site as a cultural heritage from the megalithic period during the 1996-2012 period.
PROSES TRANSISI KABUPATEN BANYUWANGI DARI IKON KOTA SANTET MENJADI KOTA PARIWISATA Bahar, Madjid Fahdul; Romadloni, Sahru
JURNAL SANGKALA Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62734/js.v4i1.544

Abstract

Transformasi Kabupaten Banyuwangi dari daerah dengan stigma negatif menjadi destinasi wisata unggulan merupakan proses kompleks yang melibatkan aspek budaya, ekonomi, dan lingkungan. Studi ini menganalisis strategi yang diterapkan pemerintah daerah dan masyarakat dalam membentuk citra baru Banyuwangi melalui promosi budaya, pengembangan ekonomi kreatif, dan penerapan konsep pariwisata berkelanjutan. Festival budaya seperti Gandrung Sewu telah menjadi daya tarik utama, memperkuat identitas lokal sekaligus menarik wisatawan. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata meningkatkan kesejahteraan ekonomi sekaligus memperkuat jaringan sosial. Pembangunan infrastruktur yang mendukung aksesibilitas wisata turut mendorong pertumbuhan sektor ini, sementara penerapan ekowisata bertujuan menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan konservasi alam. Meski demikian, tantangan seperti risiko komersialisasi budaya dan dampak lingkungan masih menjadi perhatian utama. Dengan pendekatan yang adaptif dan kerja sama lintas sektor, Banyuwangi dapat menjadi model sukses pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi budaya, ekonomi, dan lingkungan dalam menciptakan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga menjaga kelestarian alam dan identitas budaya daerah.
Nilai Pancasila dalam Tradisi Endhog-Endhogan di Kabupaten Banyuwangi Bahar, Madjid Fahdul; Damayanti, Devina
JURNAL PUSPAKA Vol 1 No 1 (2024): Jurnal Pusat Studi Pancasila dan Kebijakan
Publisher : Pusat Studi Pancasila dan Kebijakan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62734/jurnalpuspaka.v1i1.301

Abstract

Tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi lebih tepatya di desa Balak, kecamatan Songgon adalah sebuah tradisi unik umat Islam yang dilakukan setiap 12 Rabiul Awal atau Maulid Nabi. Kata “Endhog” berarti telur, dalam tradisi ini telur rebus tersebut diikat lalu ditusukkan ke bambu, kemudian dihias dengan kertas warna-warni, yang disebut dengan Kembang Endhog. Tradisi ini merupakan sebuah hasil alkulturasi nilai keislaman dan kearifan suku Osing. KH. Abdullah Faqih yang merupakan pencipta tradisi ini, memiliki maksud digunakan sebagai alat dakwah namun dalam kacamata Pancasila jarang yang mengetahui bahwa tradisi ini mengandung nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi dan gotong royong. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam tradisi Endhog-endhogan, dengan menggunakan pendekatan kajian Pustaka. Menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis data yang diperoleh dari sumber literatur. Hasil penelitian ini memiliki maksud menekankan bahwa tradisi Endhog-endhogan bukan hanya sebagi bentuk alkulturasi budaya islam dan Oesing, Tetapi juga mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan hubungan sosial dan persatuan Masyarakat.