Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hazing Fisik sebagai Mekanisme Kekuasaan dalam Orientasi Tahanan Baru di Rutan Negara ‘X’” Muhammad Alfi Maulana Ammas; Mulyani Rahayu
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 3 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i3.1719

Abstract

Praktik hazing fisik terhadap tahanan baru merupakan bentuk kekerasan yang masih mengakar dalam sistem pemasyarakatan Indonesia dan sering dianggap sebagai bagian dari mekanisme pengendalian sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk hazing fisik serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya di Rumah Tahanan Negara ‘X’. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dengan 16 narapidana dan 5 petugas, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hazing dijalankan secara sistematis melalui ritual kolektif, hukuman fisik langsung, dan simbolisasi visual yang bertujuan menanamkan kepatuhan dan relasi kuasa. Faktor yang melanggengkan praktik ini antara lain adalah kebutuhan petugas akan pengakuan wibawa, tradisi kekerasan yang diturunkan, serta minimnya pelatihan mengenai disiplin humanis. Implikasi dari temuan ini menunjukkan urgensi reformasi struktural dan kultural dalam institusi pemasyarakatan untuk menciptakan proses pembinaan yang lebih manusiawi dan profesional.
Proses School Of Crime Narapidana Residivis Tindak Pidana Pencurian di Lembaga Pemasyarakatan X Mohammad Nurdi Zen; Mulyani Rahayu
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 4 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i4.2033

Abstract

Fenomena school of crime di lembaga pemasyarakatan menunjukkan bahwa narapidana tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga berpotensi mempelajari perilaku kriminal baru melalui interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses school of crime pada narapidana residivis tindak pidana pencurian di Lembaga Pemasyarakatan X. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap enam narapidana residivis serta empat petugas pemasyarakatan. Hasil penelitian mengungkap bahwa dua proposisi utama dari Teori Differential Association Edwin H. Sutherland sangat dominan, yaitu perilaku kriminal dapat dipelajari dan pembelajaran terjadi melalui interaksi serta komunikasi intensif. Faktor lingkungan lapas, dinamika kelompok sosial, dan lemahnya program pembinaan menjadi pemicu utama terbentuknya school of crime. Interaksi antar narapidana tidak hanya memperkuat perilaku kriminal, tetapi juga berpotensi memberikan pembelajaran positif jika diarahkan dengan program rehabilitatif yang tepat. Penelitian ini mengimplikasikan pentingnya reformasi pembinaan pemasyarakatan yang menekankan pendekatan rehabilitasi, reintegrasi sosial, dan kolaborasi dengan masyarakat