Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Digital Comics as a Medium for Instilling Character Values: A Speech Act Study on “Pak Guru Inyong” Imaduddin, Fauzan Nur; Azizah, Ririn Nurul
The Future of Education Journal Vol 4 No 7 (2025)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Yayasan Pendidikan Tumpuan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61445/tofedu.v4i7.801

Abstract

This article aims to analyze the forms and types of speech acts in the digital comic Pak Guru Inyong and how its language strategies effectively internalize character values in readers. The study employs a descriptive qualitative approach using pragmatic discourse analysis, applying Searle’s speech act theory consists of locutionary, illocutionary, and perlocutionary acts. Data were drawn from the comic’s dialogue and visual elements that reflect values such as responsibility, religiosity, hard work, and empathy. The findings reveal that illocutionary acts, especially expressive, assertive, and directive types dominate in delivering educational messages in subtle yet impactful ways. The combination of visual and linguistic strategies successfully shapes readers’ character awareness through humor, reflection, and grounded social critique. This study confirms that comics can serve as communicative, meaningful, and engaging alternative learning media to support character education in the digital age.
MENGKAJI MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM PUISI BERJUDUL “AKU” KARYA CHAIRIL ANWAR DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA Imaduddin, Fauzan Nur
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v6i2.3356

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna yang terkandung dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar menggunakan pendekatan semiotika. Chairil Anwar, sebagai salah satu penyair terkemuka dalam sastra indonesia, melalui puisi ini menyuarakan semangat individualisme, kebebasan, dan pemberontakan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes untuk menganalisis tanda-tanda linguistik dan simbol-simbol dalam puisi. Analisis menunjukkan bahwa frasa seperti “binatang jalang” dan “hidup seribu tahun lagi” memiliki makna konotatif yang mendalam, menggambarkan karakter pemberontak dan aspirasi untuk keabadian. Selain itu, konteks sosial-historis pada masa pendudukan jepang memperkuat makna puisi ini sebagai ungkapan perlawanan terhdap penindasan dan semangat kemerdekaan. Dengan demikian, puisi “Aku” tidak hanya merupakan karya sastra yang estetis, tetapi juga refleksi dari kondisi sosial-politik zamannya, mengandung pesan yang kuat tentang kebebasan dan identitas. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang kekayaan simbolik dan linguistik dalam puisi “Aku,” memperkaya pemahaman dan apresiasi terhadap karya Chairil Anwar dalam khazanah sastra indonesia.