Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui motif yang melatarbelakangi perilaku phubbing pada mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar berdasarkan perspektif tindakan sosial Max Weber, 2. Mengetahui interaksi sosial pelaku phubbing pada mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif jenis fenomenologi. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian membuktikan bahwa: 1. Motif yang melatarbelakangi mahasiswa prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar berperilaku phubbing ialah karena kebiasaan dan dilakukan dengan spontan (tindakan tradisional), karena bosan, gugup, cemas, takut, canggung, merasa aneh jika tidak mengecek atau melihat ponsel dan berkeinginan untuk terus mengecek ponsel (tindakan afektif), karena mewajarkan phubbing sebab sudah menjadi lumrah di masyarakat dengan tetap menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku (berorientasi nilai), karena memiliki harapan atau tujuan, yaitu menghindari tindakan kriminal (hipnotis), mengecek waktu, berbagi informasi dengan orang tua dan dosen serta FoMO atau rasa takut tertinggal trend (tindakan instrumental). 2. Pergeseran pola interaksi dilihat dari perilaku mahasiswa yang senang bermain ponsel saat bersama teman, keluarga, pasangan dan dosen dengan alasan bosan, gugup, cemas, takut dan canggung berakhir pada berkurangnya interaksi secara langsung. Pola interaksi yang dibentuk yaitu, a) kerjasama dalam bentuk komunikasi interpersonal (pola asosiatif) b) mewajarkan dan menggap lumrah perilaku phubbing dengan berusaha menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan orang sekitar guna meminimalisir ketegangan atau konflik dan melahirkan keseimbangan dalam kehidupan sosial, pola yang dibentuk adalah akomodasi (penyesuaian diri agar terhindar dari konflik/asosiatif). c) Perilaku phubbing memiliki dampak negatif salah satunya adalah memicu terjadinya konflik, akibat salahsatu pihak merasa diabaikan.