Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Adat Mandi Tolak Balak (BEPAPAI) Pada Calon Pengantin Suku Banjar Kuala Tungkal Anggraini, Miranti; Rosyidi, Zudan
Journal of Education Research Vol. 6 No. 4 (2025): in Progress
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v6i4.2062

Abstract

Ritual bapapai merupakan mandi kembang untuk pengantin yang dilaksanakan setelah akad nikah dan biasanya pada waktu malam hari sebelum perayaan atau resepsi pernikahan. Kata papai dalam bahasa Indonesia berarti percik. Dalam praktiknya, bapapai seperti memercik-mercikkan air menggunakan mayang pinang kepada pengantin yang sedang dimandikan. Hasil menunjukkan Adat pernikahan Indonesia menunjukkan berbagai variasi, dengan masing-masing kelompok etnis memiliki tradisi yang berbeda. Upacara pernikahan berbeda secara signifikan antara bangsa, etnis, agama, budaya, dan kelas sosial.  Kebiasaan dan peraturan tertentu sering dikaitkan dengan hukum agama tertentu. Dikalangan pada Suku Banjar Kuala Tungkal Provinsi Jambi yang dinamakan mengawinkan (bekawinan) itu adalah kegiatan aruhan (walimah atau pesta) dalam rangka perkawinan seseorang, pada waktu kedua mempelai disandingkan (betataian). Ritual mandi-mandi pengantin bisa dilakukankan serentak oleh kedua calon pengantin atau dirumahnya masing-masing. Jika calon pengantin belum dinikahkan, maka upacara mandi dilakukan secara terpisah dan apabila sudah menikah dimandikan bersama-sama. Kesimpulan upacara mandi pengantin (Bepapai) pada masyarakat Suku Banjar di Kuala-Tungkal, Jambi, merupakan ritual yang memiliki makna mendalam baik secara spiritual, sosial, maupun pendidikan. Ritual ini dilaksanakan setelah akad nikah dengan tujuan untuk membersihkan pengantin dari bala atau musibah, serta untuk memastikan kelancaran pernikahan yang akan datang.
Implementing a Holistic Islamic Religious Education Curriculum Based on Multicultural Values Anggraini, Miranti; Nadlir, Nadlir; Made, Enisa
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman Vol. 11 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : LPPPM STAI Darul Hikmah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35309/alinsyiroh.v11i2.454

Abstract

This study examines the integration of a holistic approach in the development of an Islamic Religious Education (PAI) curriculum that incorporates Islamic multicultural values. Utilizing a qualitative, literature-based methodology, the research analyzes key educational frameworks and proposes a comprehensive curriculum that integrates spiritual, intellectual, social, and practical dimensions. The findings highlight the necessity for a PAI curriculum that balances cognitive, affective, and psychomotor aspects, while promoting inclusive, contextual, and student-centered learning. The core of the proposed curriculum is grounded in Islamic multicultural values, emphasizing tolerance, respect for diversity, and the promotion of social harmony. Key implementation strategies include the formulation of transformative learning objectives, the adoption of active-reflective teaching methods, and the incorporation of character-based assessments. However, challenges such as limited resources, a lack of teacher preparedness, and insufficient parental involvement are identified as barriers to successful implementation. The study concludes that fostering collaboration among educational stakeholders and enhancing teacher competencies are critical steps toward realizing a holistic PAI curriculum that reflects the values of Islamic multiculturalism, compassion, and social transformation