Makhrawie, Makhrawie
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LAND SUITABILITY OF TUNJUNG PLATEAU OF BARONGTONGKOK REGENCY FOR RAIN-FEDUPLAND AND BUNDED RICE CULTIVATION, EAST KALIMANTAN Mulyadi, Mulyadi; Makhrawie, Makhrawie; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.19153.17-24

Abstract

and conversion is a seriousthreat to efforts to increase rice production in Indonesia. Effort are needed to improve the welfare of farmers so that the land does not change function so that the land continous to produce rice suitanability. This study aimed to obtain information about the land characteristics for rain-fed upland and bunded rice on old vulcanic parent materials in Barongtongkok of East Kalimantan. The soil profile have been done by team of JICA, and selected at two different physiographic i.e. on almost flate and undulating topography. The climate used from available data as close as possible by location study, where both climate data (rainfall, temperature, and relative humidity) and soil profile, chemical analyzed data used to evaluate according to FAO soil evaluation system modified by Sys and Van Ranst (1993) and classified the soil using Key to soil taxonomy (USDA, 2022). In general, the climate characteristics of Barongtongkok climate are suitable (S2) for upland and bunded rice cultivation due to relative humidity and sun-shine hours on growing season. Base on the pedon analyzed, the soil of Bangun Sari village classified as actually moderately suitable (S3ctf) but potentially suitable (S2ct) and actually unsuitable (N1ctf) for upland rice, unsuitable (N1ctf) but potentially suitable (S3ct) for bunded rice. Moderately suitable (S3cf) and unsuitable (N1cf) for upland and bunded rice but potentially suitable (S2c) in Ma. Asa, Johan Asa and Galeo Asa villages. Land evaluation of Asa, Galeo Baru and Engkuni villages, actually unsuitable (N1cf) but potentially suitable (S2c) of both of land utilization type. Soil of the study area has highly developed and show low activity clay (CEC clay less than 16 C mol (+) and Isohyperthermic temperature and perudic soil moisture regime, clasified as Andic Kandiperox (Asa and Galeo Baru villages), Typic Kandiperox (Engkuni village). The soil less developed in Bangun Sari village (Eutric Humudepts), and more developed in Ma. Asa, Galeo Asa dan Jihan Asa (Andic Palehumults)
Evaluasi Kesesuaian Lahan Sawah Potensial Berdasarkan Bentuk Lahan di Kelurahan Makroman, Samarinda Nugroho, Bagus Adi; Setianingsih, Titin Eka; Salsabila, Ghaisani; Mulyadi, Mulyadi; Makhrawie, Makhrawie; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.19472.36-48

Abstract

ABSTRAK Meningkatnya permintaan produksi padi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mendorong perlunya identifikasi wilayah pertanian baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan potensial untuk sawah di wilayah Makroman dengan pendekatan berbasis bentuk lahan (landform). Analisis dilakukan berdasarkan karakteristik lahan pada satuan bentuk lahan yang berbeda, meliputi dataran banjir, berlereng, dataran berombak, dan dataran bergelombang. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metode pembatas sederhana atau pembatas maksimum untuk dua musim tanam, yaitu November–Februari dan Mei–Agustus. Karakteristik lahan yang dianalisis meliputi iklim, topografi, kelembapan, sifat fisik tanah, dan kesuburan tanah. Hasil menunjukkan bahwa dataran banjir memiliki tingkat kesesuaian tertinggi secara konsisten untuk budidaya padi, didukung oleh kondisi iklim yang menguntungkan dan kemiringan lahan yang datar. Sebaliknya, bentuk lahan berlereng dan dataran bergelombang menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih rendah akibat keterbatasan berupa kemiringan terjal dan drainase yang kurang sesuai. Faktor kesuburan tanah, terutama kandungan karbon organik yang rendah dan pH yang agak masam, menjadi kendala tambahan di sebagian besar satuan bentuk lahan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dataran banjir memiliki potensi tinggi untuk pengembangan sawah, namun diperlukan upaya pengelolaan lereng dan perbaikan sifat tanah di lahan marginal. Temuan ini memberikan masukan penting bagi perencanaan pertanian berkelanjutan di wilayah Makroman. Kata kunci: budidaya padi, evaluasi lahan, geomorfologi, pertanian, tanah.