Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Kandungan N-Total dan pH Tanah yang ditanami Leguminosae Cover Crops (LCC) Pada Umur Tanam Serta Dosis Pengapuran Berbeda Darma, Surya; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.5148.75-80

Abstract

Tanaman Leguminosae merupakan suku polong-polongan yang memiliki kemampuan memfiksasi Nitrogen dari udara.  Fiksasi unsur Nitrogen dari udara melibatkan hubungan antara tanaman Leguminosae dengan bakteri Rhizobium. Keberadaan bakteri Rhizobium ditandai dengan terbentuknya bintil-bintil pada akar tanaman Leguminosae. Pembentukan bintil akar terus berlangsung seiring bertambahnya umur tanaman Leguminosae, sehingga berdampak terhadap kemampuan mengikat Nitrogen dari udara.  Tanaman Leguminosae tumbuh dengan baik apabila berada di lingkungan yang sesuai.  Lingkungan yang sesuai umumnya dicirikan oleh ketersedian unsur hara, kondisi iklim (intensitas cahaya, temperatur, air, panjang hari) dan tingkat kemasaman tanah (pH) yang terpenuhi. Kondisi pH tanah yang sesuai dapat dicapai melalui pemberian kapur.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah umur tanam serta dosis pengapuran yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah kandungan Nitrogen Total tanah dan tingkat kemasaman (pH) pada tanah. Penelitian ini meliputi dua lokasi yaitu di Kelurahan Bantuas dan Fakultas Pertanian dari pada bulan September 2019 – Januari 2020.  Percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap dengan sembilan kali perlakuan dan empat kali ulangan digunakan dalam penelitian ini.  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Tests (DMRT) pada taraf 5%. Penelitian ini menunjukkan bahwa umur tanam dan dosis pengapuran berberda berpengaruh terhadap jumlah kandungan Nitrogen Total tanah dan tingkat kemasaman (pH) tanah. Perlakuan dengan formulasi umur tanam 60 hari dan dosis pengapuran 68 g merupakan perlakuan terbaik terhadap tingkat kemasaman tanah (pH). Umur tanam 30 hari dengan dosis pengapuran sebanyak 34 g merupakan perlakuan terbaik terhadap jmlah Nitrogen Total tanah.
ANALISIS POLA PERUBAHAN LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: KELURAHAN MAKROMAN, SAMARINDA) Nugroho, Bagus Adi; Dhonanto, Donny; Darma, Surya
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2024.011.2.2

Abstract

Changes in rice fields are an important phenomenon that affects the sustainability of agriculture and the environment. This study aims to analyze the pattern of changes in rice fields in Makroman Village, using a Geographic Information System (GIS) approach. The method used is spatial analysis which involves such as spatial data creation, spatial data conversion, spatial data clustering, and mathematical calculation of spatial data. The spatial data used in this study include Ikonos Satellite Images of Makroman Village in 2011 and UAV Aerial Photos of Makroman Village in 2019. The results showed that the area of rice fields in Makroman Village increased from 96.196 ha to 129.343 ha in 2011-2019. Spatially, the increase occurred due to the presence of new rice fields and existing rice fields that did not decrease in number. Shrubs become land uses that have the potential to be converted in rice field extensification activities. GIS application is a method that can be used to answer the problems in this study to the level of detail, but some things that need to be considered in the application of this method are the quality of spatial data, especially remote sensing data used.
Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Pertanaman Pisang Cavendish Rahayu, Reni; Pranoto, Hadi; Susylowati, Susylowati; Sofian, Sofian; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 5, No 1 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 5 Nomor 1 Agustus 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.5.1.2022.7937.19-26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan danhasil jagung manis pada pertanaman pisang cavendish. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2021di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, L2, Tenggarong Seberang. Penelitian ini disusun dalamRancangan Acak Kelompok (RAK) dibagi dalam tiga kelompok yang terdiri dari dua faktor perlakuan, faktor 1 yaitu jaraktanam (J) terdiri dari : J1 = 50 x 25 cm, J2 = 75 x 25 cm, dan J3 = 100 x 25 cm. Faktor 2 yaitu dosis pupuk NPK (P) terdiridari : P1 = 250 kg.ha-1, P2 = 500 kg.ha-1, dan P3 = 750 kg.ha-1. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanammemberikan pengaruh yang berbeda terhadap umur berbunga betina, hasil bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot per ha.Hasil bobot tongkol berkelobot tertinggi diperoleh pada perlakuan J1 (50 x 25 cm), yaitu 2.16 Mg. Perlakuan dosis pupukNPK memberikan pengaruh yang berbeda terhadap umur berbunga betina, panjang tongkol tanpa kelobot, bobot tongkol tanpakelobot per petak, hasil bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot per ha. Hasil bobot tongkol berkelobot tertinggi diperolehpada perlakuan P3 (750 kg.ha-1), yaitu 1.96 Mg. Interaksi antara perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk NPK memberikanpengaruh yang berbeda terhadap seluruh parameter pengamatan, kecuali hasil bobot tongkol jagung manis berkelobot per ha.
Pemetaan Kualitas Tanah Menurut Tipe Penggunaan Lahan di Desa Tepian Baru Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Dhonanto, Donny; Fahrunsyah, Fahrunsyah; Iswahyudi, Muhammad Bayu
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 6, No 2 (2024): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 6 Nomor 2 Februari 2024
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.6.2.2024.14090.36-44

Abstract

Kualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman, mengatur air, dan menyokong lingkungan, memainkan peran penting dalam produktivitas pertanian dan keseimbangan ekosistem. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas tanah menurut tipe penggunaan lahan. Penelitian ini dilakukan di Desa Tepian Baru Kecamatan Bengalon serta analisis tanah dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dari bulan Maret sampai Juni 2021. Survei dan pengambilan sampel lapangan dilakukan setelah mendapatkan peta pemanfaatan lahan yang dibuat berdasarkan hasil perekaman citra satelit tahun 2020 dan 2021. Pengambilan sampel dilakuakan secara acak yang telah ditentukan berdasarkan pertimbangan kelas lereng, sampel dianalisis di Laboratorium Tanah Faperta Unmul. Analisis data menggunakan metode komparatif dengan tabel penilaian faktor pembatas dan bobot relatif Minimum Data Set. Hasil interpretasi citra satelit Desa Tepian Baru memiliki 8 tipe penggunaan lahan, namun hannya 7 pemanfaatan lahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Pemanfaatan lahan tersebut adalah pemukiman, daerah aliran sungai, hutan sekunder, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, kebun campuran, lahan terbuka, dan semak belukar. Penelitian ini menunjukkan, berdasarkan pembobotan pada semua parameter minimum data set nilai kumulatif menunjukkan kualitas tanah buruk ada pada pemanfaatan lahan hutan sekunder, lahan terbuka, dan semak belukar. Untuk kualitas tanah sedang berada pada pemanfaatan lahan pemukiman, perkebunan karet, dan kebun campuran. Sedangkan untuk kualitas tanah baik berada pada pemanfaatan lahan perkebunan kelapa sawit.
SOLUSI PANGAN BERKELANJUTAN ATAU ANCAMAN EKOLOGI? MENIMBANG PRAKTIK PERLADANGAN BERPINDAH Dhonanto, Donny; Darma, Surya; Mulyadi, Mulyadi; Imang, Ndan; Fahrunsyah, Fahrunsyah; Nurhasanah, Nurhasanah; Paranoan, Ria Rachel; Salsabila, Ghaisani; Nugroho, Bagus Adi
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 12 No. 2 (2025)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2025.012.2.8

Abstract

Shifting cultivation is a traditional agricultural practice that has been carried out by Indigenous communities across tropical regions for thousands of years. Although this system is characterized by land rotation and slash-and-burn techniques, it has become a subject of debate in the context of sustainable food security and environmental threats. This study aimed to analyze the controversy surrounding shifting cultivation as a potential solution for sustainable food security, as well as its ecological and socio-economic impacts. The method employed in this research was a Systematic Literature Review (SLR). The findings indicated that shifting cultivation had dualistic impacts. On one hand, it could lead to deforestation and significant carbon emissions, particularly when fallow periods were less than ten years, resulting in the loss of up to 80% of forest carbon stocks. On the other hand, when practiced with long fallow cycles (15–30 years), shifting cultivation could support the regeneration of natural ecosystems and restore up to 50% of forest carbon reserves. Furthermore, shifting cultivation contributed to the food security of Indigenous peoples through crop diversification and the preservation of local ecological knowledge in biodiversity conservation. Shifting cultivation represented an adaptive strategy for Indigenous communities in managing natural resources. As a food production system, it held sustainability potential when aligned with natural cycles and grounded in traditional knowledge. Its environmental impact largely depended on the manner of implementation, damaging when mismanaged, but regenerative when properly applied. Therefore, context-specific and inclusive policies that recognize Indigenous land rights are essential to ensure the positive contribution of shifting cultivation to food security and environmental sustainability.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Sawah Potensial Berdasarkan Bentuk Lahan di Kelurahan Makroman, Samarinda Nugroho, Bagus Adi; Setianingsih, Titin Eka; Salsabila, Ghaisani; Mulyadi, Mulyadi; Makhrawie, Makhrawie; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.19472.36-48

Abstract

ABSTRAK Meningkatnya permintaan produksi padi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mendorong perlunya identifikasi wilayah pertanian baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan potensial untuk sawah di wilayah Makroman dengan pendekatan berbasis bentuk lahan (landform). Analisis dilakukan berdasarkan karakteristik lahan pada satuan bentuk lahan yang berbeda, meliputi dataran banjir, berlereng, dataran berombak, dan dataran bergelombang. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metode pembatas sederhana atau pembatas maksimum untuk dua musim tanam, yaitu November–Februari dan Mei–Agustus. Karakteristik lahan yang dianalisis meliputi iklim, topografi, kelembapan, sifat fisik tanah, dan kesuburan tanah. Hasil menunjukkan bahwa dataran banjir memiliki tingkat kesesuaian tertinggi secara konsisten untuk budidaya padi, didukung oleh kondisi iklim yang menguntungkan dan kemiringan lahan yang datar. Sebaliknya, bentuk lahan berlereng dan dataran bergelombang menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih rendah akibat keterbatasan berupa kemiringan terjal dan drainase yang kurang sesuai. Faktor kesuburan tanah, terutama kandungan karbon organik yang rendah dan pH yang agak masam, menjadi kendala tambahan di sebagian besar satuan bentuk lahan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dataran banjir memiliki potensi tinggi untuk pengembangan sawah, namun diperlukan upaya pengelolaan lereng dan perbaikan sifat tanah di lahan marginal. Temuan ini memberikan masukan penting bagi perencanaan pertanian berkelanjutan di wilayah Makroman. Kata kunci: budidaya padi, evaluasi lahan, geomorfologi, pertanian, tanah.
LAND SUITABILITY OF TUNJUNG PLATEAU OF BARONGTONGKOK REGENCY FOR RAIN-FEDUPLAND AND BUNDED RICE CULTIVATION, EAST KALIMANTAN Mulyadi, Mulyadi; Makhrawie, Makhrawie; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.19153.17-24

Abstract

and conversion is a seriousthreat to efforts to increase rice production in Indonesia. Effort are needed to improve the welfare of farmers so that the land does not change function so that the land continous to produce rice suitanability. This study aimed to obtain information about the land characteristics for rain-fed upland and bunded rice on old vulcanic parent materials in Barongtongkok of East Kalimantan. The soil profile have been done by team of JICA, and selected at two different physiographic i.e. on almost flate and undulating topography. The climate used from available data as close as possible by location study, where both climate data (rainfall, temperature, and relative humidity) and soil profile, chemical analyzed data used to evaluate according to FAO soil evaluation system modified by Sys and Van Ranst (1993) and classified the soil using Key to soil taxonomy (USDA, 2022). In general, the climate characteristics of Barongtongkok climate are suitable (S2) for upland and bunded rice cultivation due to relative humidity and sun-shine hours on growing season. Base on the pedon analyzed, the soil of Bangun Sari village classified as actually moderately suitable (S3ctf) but potentially suitable (S2ct) and actually unsuitable (N1ctf) for upland rice, unsuitable (N1ctf) but potentially suitable (S3ct) for bunded rice. Moderately suitable (S3cf) and unsuitable (N1cf) for upland and bunded rice but potentially suitable (S2c) in Ma. Asa, Johan Asa and Galeo Asa villages. Land evaluation of Asa, Galeo Baru and Engkuni villages, actually unsuitable (N1cf) but potentially suitable (S2c) of both of land utilization type. Soil of the study area has highly developed and show low activity clay (CEC clay less than 16 C mol (+) and Isohyperthermic temperature and perudic soil moisture regime, clasified as Andic Kandiperox (Asa and Galeo Baru villages), Typic Kandiperox (Engkuni village). The soil less developed in Bangun Sari village (Eutric Humudepts), and more developed in Ma. Asa, Galeo Asa dan Jihan Asa (Andic Palehumults)
PEMETAAN STATUS HARA TANAH (N, P DAN K) PADA LAHAN SAWAH KETILAPM KABUPATEN KUTAI BARAT Toyibulah, Yoga; Riyandri, Riyandri; Fahrunsyah, Fahrunsyah; Dhonanto, Donny
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 35 No 1 (2025): Jurnal Agroteksos April 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v35i1.1338

Abstract

Lahan sawah merupakan salah satu jenis lahan pertanian yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama digunakan untuk menanam padi sawah. Setiap lahan tentunya memiliki status hara tanah yang berbeda. Peta status kesuburan tanah mampu menggambarkan ketersediaan N, P, dan K tanah dalam kondisi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penetapan dosis pupuk bagi tanaman agar mendapat hasil pemupukan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hara, sebaran status hara serta faktor pembatas tanah di lahan Sawah Ketilapm Kabupaten Kutai Barat. Penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2023 s/d Bulan Mei 2024. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei grid kaku dengan kerapatan pengambilan contoh tanah tiap 300 m, titik sampel pengamatan sebanyak 8 sampel dengan luas lahan 100,26 ha lalu sampel tanah di analisis pH, N Total, P Tersedia dan K Tersedia di laboratorium kemudian data hasil analisis laboratorium diolah dengan menggunakan metode interpolasi IDW untuk menghasilkan sebaran spasial status hara tanah. Hasil penelitian menunjukan sebaran ketersediaan unsur hara tanah pada lahan sawah ketilapm Kabupaten Kutai Barat yaitu unsur hara N yang berstatus sedang dengan luasan 17,20 ha, status tinggi dengan luasan 38,43 ha dan status sangat tinggi dengan luasan 44,63 ha. Unsur hara P yang berstatus tinggi yaitu dengan luasan 17,50 ha dan status sangat tinggi dengan luasan 82,76 ha. Unsur hara K yang berstatus tinggi yaitu dengan luasan 21,29 ha dan status sangat tinggi dengan luasan 79,97 ha. Faktor pembatas status hara tanah pada lahan Sawah Ketilapm Kabupaten Kutai Barat yaitu kandungan unsur hara NPK yang tinggi hingga sangat tinggi dapat menyebabkan toksisitas unsur hara serta pH tanah masam yang dapat menghambat penyerapan unsur hara tanah.