Masa remaja merupakan transisi perkembangan sebagai bentuk konstruksi sosial yang saling bertautan. Masa remaja juga merupakan masa yang penuh dengan emosi yang berkaitan dengan hubungan orangtua-remaja. Pada masa ini, remaja mulai mengembangkan suatu hubungan, sistem nilai, jati diri, dan independen dari orangtua. Hal ini terjadi karena remaja sangat mengharapkan kebebasan, namun proses ini seringkali membawa masalah pada diri remaja sebab keinginan untuk independen tersebut tidak diseimbangi dengan hubungan yang erat dengan pihak lain, sehingga remaja pun mengalami perasaan terisolasi secara sosial. Perasaan terisolasi tersebut kemudian dapat menimbulkan rasa kesepian pada remaja. kedekatan remaja dengan orangtua akan mampu memfasilitasi remaja dalam kecakapan dan kesejahteraan sosial seperti yang tercermin dalam beberapa ciri seperti harga diri, penyesuaian emosi dan kesehatan fisik serta dapat membantu remaja memahami dirinya lebih lagi dan mampu melewati masa krisisnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non-eksperimental. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun, Penelitian ini menggunakan analisa korelasi dan pengolahan data menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka signifikansi 0.000 (p<0.05), yang menunjukkan hipotesis penelitian ini diterima. Terdapat hubungan antara parents attachment baik ibu maupun ayah dengan loneliness pada remaja. Hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif antara variabel parents attachment baik ibu maupun ayah dengan loneliness. Hal ini berarti individu yang memiliki attachment yang baik dengan ibu maupun ayah memiliki kemungkinan yang rendah dalam mengalami kesepian, atau individu tersebut juga mampu mengatasi kesepian yang dialami, begitu juga sebaliknya, individu dengan attachment yang kurang baik dengan ibu maupun ayah memiliki kemungkinan yang tinggi dalam mengalami kesepian dan akan kurang mampu mengatasi kesepian yang dialami.