Kekeringan menjadi salah satu bencana terbesar yang sedang dihadapi Kabupaten Sampang saat ini. Sungai Panyiburan yang berada di kabupaten sampang mengalami kekeringan sehingga tidak jarang masyarakat memanfaatkan air langsung dari Sungai Panyiburan untuk keperluan sehari-hari, baik untuk mengairi irigasi lahan pertanian, peternakan, dan adapun masyarakat sekitar sungai yang menggunakan air untuk mencuci ataupun dikonsumsi langsung. Saat ini belum ada penelitian tentang kondisi status mutu air pada Sungai Panyiburan apakah layak dikonsumsi atau tidak. Hal ini menjadi sebuah permasalahan karena penggunaannya yang tidak terkontrol akan menjadi sumber masalah, baik masalah kesehatan ataupun masalah lainnya yang dapat terjadi akibat penggunaan air langsung dari Sungai Panyiburan. Digunakan 3 metode untuk menentukan status mutu air Sungai Panyiburan yaitu metode Storet, Indeks pencemaran dan CCME WQI. Parameter yang akan diuji terdapat 12 yaitu, TSS Salinitas, pH, COD, TDS, Nitrat, temperatur, Nitrit, BOD, dan Amonia. Dari hasil perhitungan 3 metode kondisi status mutu air Sungai Panyiburan, Metode STORET dengan hasil tercemar berat, Metode Indeks Pencemaran dengan hasil Tercemar ringan, dan Metode CCME WQI dengan hasil cukup sehingga dari hasil analisa 3 metode kemudian ditarik kesimpulan bahwa keadaan status mutu air di Sungai Panyiburan dalam level tercemar.