Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious yang memiliki bunga betina dan bunga jantan yang terdapat pada satu pohon. Biasanya perkawinan silang terjadi dengan bantuan agen polinasi (Elaeidobius kamerunicus) untuk menghasilkan tandan buah kelapa sawit. Fenologi merupakan ilmu yang mempelajari fase-fase alami pada tanaman. Fenologi pembungaan merupakan jenis tanaman yang menjadi karakter penting dalam siklus hidup tanaman untuk berkembang biak. Pengamatan siklus perkembangan bunga hingga buah dapat menjadi acuan saat panen dan diperlukan untuk mengatasi permasalahan terkait rendahnya produksi buah. Penelitian dilaksanakan di kebun praktik Institut Teknologi Kelapa Sawit Indonesia (ITSI) Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan September 2021 sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana tahapan pembungaan tanaman kelapa sawit pada dua varietas yang berbeda sebagai perkembangan bahan tanaman kelapa sawit dengan karakteristik pembungaan yang berbeda pada dua varietas yang berbeda. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan model kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas yang berbeda memberikan hasil perkembangan yang berbeda terhadap pertumbuhan generatif dan vegetatif tanaman kelapa sawit. Fase pertumbuhan generatif dan vegetatif sangat dipengaruhi oleh bibit unggul yang digunakan. Pengamatan vegetatif dilakukan sebagai penunjang perkembangan tanaman kelapa sawit. Hasil uji T-Test menunjukkan bahwa nisbah kelamin, tinggi tanaman, jumlah helaian daun, panjang rachis, tebal tangkai daun, penampang melintang tangkai daun (PxL), jumlah anak daun sepihak, lebar anak daun, luas daun dan luas daun total berpengaruh terhadap penerimaan H0 (perbedaan tidak nyata) sedangkan uji T-Test pada keliling batang, lebar tangkai daun dan panjang anak daun memberikan pengaruh menolak H0 (berbeda nyata)