Santhi, Dewa Ayu Aprilia Vidya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Dinamika Pasar Seni Sukawati Sebagai Pusat Penjualan Produk Seni di Bali Tahun 1980-2023 Santhi, Dewa Ayu Aprilia Vidya; Arta, Ketut Sedana; Pardi, I Wayan
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 3 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i3.725

Abstract

Penelitian ini mengkaji dinamika multidimensional Pasar Seni Sukawati, salah satu pasar seni tertua di Bali, dari masa Orde Baru hingga era kontemporer, dengan fokus pada transformasi fisik, ekonomi, dan budaya serta implikasinya sebagai sumber belajar sejarah. Berakar dari pusat perdagangan lokal sejak abad ke-17, pasar ini secara resmi diresmikan pada tahun 1985 sebagai respons terhadap kebijakan pariwisata Orde Baru yang mendorong pengembangan destinasi budaya. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini melibatkan observasi, wawancara mendalam dengan informan kunci (pengelola pasar, pedagang senior, dan kepala desa), serta studi dokumen dan arsip. Teknik penentuan informan dilakukan melalui purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data dilakukan secara interaktif meliputi kondensasi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan, dengan validasi melalui triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasar Seni Sukawati mengalami perubahan fisik signifikan dari struktur tradisional menjadi bangunan modern bertingkat melalui beberapa tahap revitalisasi, terutama pada tahun 2015-2017 dan 2020-2021. Transformasi ini mencerminkan upaya modernisasi infrastruktur pariwisata sekaligus pelestarian identitas budaya melalui penerapan konsep Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Meskipun demikian, revitalisasi ini menimbulkan tantangan, seperti penurunan jumlah pengunjung dan penjualan pasca-pandemi, serta persepsi hilangnya "taksu" di kalangan pedagang. Minimnya pencatatan sejarah yang terstruktur menjadi kendala dalam memahami dinamika pasar secara komprehensif. Kendati demikian, pasar ini tetap menjadi entitas penting yang merefleksikan adaptasi masyarakat lokal terhadap kebijakan pariwisata dan globalisasi, sekaligus berfungsi sebagai sumber belajar sejarah yang kaya akan interaksi sosial-ekonomi dan budaya Bali.