Claim Missing Document
Check
Articles

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL UNTUK PUBLIKASI DI JURNAL ILMIAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG arta, ketut sedana
ACARYA PUSTAKA Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ILMIAH PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Publisher : ACARYA PUSTAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.256 KB)

Abstract

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL UNTUK PUBLIKASI DI JURNAL ILMIAHUNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME BAGI GURU-GURU DIKECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENGOlehKetut Sedana ArtaJurusan Pendidikan SejarahABSTRACTThe main objectives of the Community Service activities are: (1) Enhancing thedevelopment of teachers' professionalism in the context of promotion requirements, (2)Improving the ability of teachers to compile and present scientific papers, (3) Produceproducts of scientific work that are ready to be published in scientific journalsThe results obtained from all stages of the P2M implementation activities can be detailed asfollows: teachers at every level the ability to write scientific articles is still lacking. Someobservations and interviews with teachers provide clarity as to why teachers have not beenable, willing, and used to writing science. The causes of the low ability of teachers in writingscientific papers, namely: (1) lack of knowledge, understanding, and skills of teachers inwriting scientific papers, especially writing scientific articles, (2) limited scientific readingfacilities, especially in the form of scientific magazines or journals, (3) the unavailability ofmagazines or journals in the school or district education office that can accommodate thewritings of the teachers, (4) the limited implementation of scientific writing competitions heldby the education office at the national, provincial and district levels, and (5) the lowmotivation of teachers to take part in scientific writing competitions. In connection with this,there are several strategies offered, one of them is by conducting article training forpublication in a journal. After being given training by a team of experts from UndikshaSingaraja, elementary school teachers can begin to compile and package articles.Keywords: write, articles, published, scientific, journals
LADANG HITAM PASCA PERISTIWA GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965 (Studi Kasus Tragedi Kemanusiaan Anggota PKI di Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kontenporer Indonesia) Arta, Ketut Sedana; Purnawati, Desak Oka; Pageh, Made -
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.906 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v3i1.11472

Abstract

Secara umum tujuan penelitian ini adalah (1)untuk mengetahui latar belakang peristiwa tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan; (2) untuk menganalisis proses tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan;(3) untuk menganalisis implikasi tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan: (4) untuk mengetahui aspek-aspek dari tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajarPenelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan: (1) Wawancara; (2) Observasi partisipasi Agar observasi partisipasi bisa terarah, maka ditetapkan aspek-aspek yang diobservasi; (3) Analisis dokumenHasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang peristiwa tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan adalah 1). Adanya persaingan politik, persaingan tersebut berakar dari persaingan antara PNI dan PKI yang embrionya dimulai sejak tahun 1955, (2) Proses tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan terjadi beberapa minggu setelah kudeta tahun 1965 (Gestok, I Oktober 1965), melibatkan organisasi sayap partai dari PNI meliputi GSNI, PETANI, LKN, GPM, GPD, serta ormas yang tergabung dalam PKI seperti BTI, Lekra, maupun Pemuda Rakyat. (3) Implikasi tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 bagi desa dan keluarga di Desa Penglatan adalah membawa dampak yang luas bagi keluarga yang ditinggalkan, dampak yang paling dirasakan adalah rasa trauma simpatisan dan pengurus PKI. Keluarga-keluarga kehilangan tulang punggung keluarga, dan dirasakan dampaknya merekapun mendapatkan perlakuan diskriminatif, seperti adanya kode ET, yang berarti eks tahanan politik; (4) Aspek-aspek dari tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan 1) Aspek Historis, yang dapatdijadikan sebagai sumber belajar sejarah kontemporer Tragedi kemanusiaan dengan terbunuhnya beberapa pengurus PKI dan simpatisan PKI (Pemuda Rakyat).2) Kolaborasi Pembunuhan Anggota PKI, yang melibatkan kekuasaan Pepelrada Bali Pangdam XVI/Udayana, serta RPKADKata kunci: Gerakan 30 September, tragedi kemanusiaan, sumber belajar sejarah
PROSESI UPACARA ARI-ARI DENGAN SISTEM GANTUNG (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Adat Bayung Gede Kabupaten Bangli) Sedana Arta, Ketut
Media Komunikasi FPIPS Vol 10, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v10i1.1171

Abstract

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis dasar filosofi penguburan ari-ari dengan sistem gantung dan memformulasikan prosesi upacara penguburan ari-ari dengan sistem gantung pada masyarakat Desa Adat Bayung Gede. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengkaji dan memformulasikan rasional dasar dan dasar filosofi penguburan ari-ari dengan sistem gantung di Desa Adat Bayung Gede Kabupaten Bangli, (2) untuk mengkaji dan memformulasikan bentuk prosesi upacara penguburan ari-ari dengan sistem gantung pada masyarakat Desa Adat Bayung Gede dan sarana yang digunakan untuk penguburan ari-ari tersebut, dan (3) untuk menganalisis dan memformulasikan faktor penyebab ari-ari yang digantung di pohon bukak tidak menimbulkan bau busuk dan tidak dicari oleh anjing serta tidak dikerumuni lalat. Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, instrumen penelitian dalam penelitian ini, menggunakan prinsip bahwa peneliti adalah instrumen utama penelitian (human instrumen). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Dasar historis dan filosofis prosesi upacara ari-ari dengan sistem gantung pa adalah karena masyarakat Bayung Gede karena adanya keyakinan bahwa mereka merupakan keturunan dari tued kayu (pangkal pohon) yang dihidupkan dengan tirta kamandalu yang dibawa dari pulau Jawa oleh titisan Bhatara Bayu. (2) Proses upacara ari-ari dimulai dengan pembelahan kelapa menjadi dua bagian, ari-ari yang telah dipotong dimasukkan ke dalam tempurung diberi abu dapur. Di atasnya diberi kunyit, lemon ngad, sepit, tengeh, dan anget-anget.Tempurung kelapa yang disatukan direkatkan dengan kapur sirih dan diikat dengan tali tabu. (3) Ari-ari bayi yang digantung tidak menimbulkan bau busuk disebakan karena : (a) adanya proses netralisir dari pohon menyan yang berbau harus, sehingga bau busuk yang ditimbulkan oleh proses biologis menjadi berkurang, (b) adanya kunyit dan masem (Kunyit dan jeruk lemon yang dapat meredam bau busuk yang ditimbulkan ketika ari-ari digantung, dan (2) Tengeh (kunyit yang diparut kemudian dicampur dengan pamor ( kapur sirih) dan lemon), yang dapat menghilangkan bau amis dan busuk ari-ari yang ditimbulkan oleh proses biologis, dan (3) Anget-anget (penghangat) terdiri dari sindrong dan mica, yang dapat mengeringkan ari-ari.
KURIKULUM DAN KONTROVERSI BUKU TEKS SEJARAH DALAM KTSP Sedana Arta, Ketut
Media Komunikasi FPIPS Vol 11, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v11i2.459

Abstract

ABSTRAKAbad ke-21 merupakan abad ilmu pengetahuan yang dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, oleh karena itu guru sejarah harus memiliki kompetensi sebagai guru sejarah yang profesional artinya harus ada upaya terus-menerus meningkatkan profesionalisme guru sejarah antara lain menyangkut harga diri yang tinggi sebagai pengemban profesi guru sejarah, penguasaan pengetahuan sejarah yang luas, mendalam serta mutahir, penguasaan keterampilan yang tinggi dalam strategi pembelajaran sejarah, sikap kreatif inovatif serta antisipatif terhadap perkembangan serta tuntutan zaman. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah, seorang sejarawan pendidik tidak usah takut untuk memberikan materi sejarah yang kontroversial, hal ini penting agar bisa melatih siswa di sekolah agar bisa berpikir kritis analitis terhadap jalannya peristiwa sejarah, apalagi KTSP memberikan ruang gerak yang demikian luas sehingga pembelajaran sejarah tidak kering dan membosankan.Kata Kunci : Kurikulum, kontroversi, buku teks sejarah.
VIHARA DI TENGAH-TENGAH SERIBU PURA (STUDI KASUS TENTANG KONVERSI AGAMA DARI AGAMA HINDU KE AGAMA BUDHA DI DESA ALASANGKER, KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG-BALI). Sedana Arta, Ketut; Yuliartini, Ni Putu Rai
Media Komunikasi FPIPS Vol 12, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v12i2.1710

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang adanya anggota masyarakat di Desa Alasangker yang beralih agama dari agama Hindu ke Agama Budha; (2) Untuk mengetahui proses konversi agama dan perkembangan Agama Budha di Desa Alasangker dari awal masuknya sampai sekarang; (3) Untuk mengetahui implikasi konversi agama terhadap keluarga dan desa pakraman Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan: (1) Wawancara mendalam dengan membuat pedoman wawancara; (2) Observasi partisipasi. (3) Studi dokumen. Dokumen yang dikaji antara lain data statistik yang tersedia di Kantor Kepala Desa, Desa Pekraman, arsif dan buku yang tersimpan di Vihara, foto-foto yang terkait dengan kehidupan desa dinas dan desa pakraman yang relevan dengan masalah penelitian,Untuk menjamin kesahihan data maka dilakukan triangulasi data, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang konversi agama di Desa Alasangker disebabkan oleh faktor Interen:1) untuk memperbaiki citra diri, hal ini disebabkan masyarakat yang berkonversi agama pada zaman Orde Lama adalah anggota PKI dan Partindo, sehingga segala aktivitasnya dicurigai oleh masyarakat desa. 2) Kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama Hindu, yang disebabkan sumber ajaran agama hanya berasal dari lontar dan buku-buku agama Hindu sulit didapatkan di awal tahun 1970-an ditambah pihak PHDI kurang mengadakan pembinaan ke desa-desa tentang agama Hindu. 3) Faktor kemiskinan, kepapaan disebabkan mereka kehilangan orang tua maupun saudara yang menjadi tulang punggung keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya pengaruh ajaran tokoh-tokoh agama Budha yang mempunyai keahlian dan kharisma, kemiripan ajaran agama Hindu dan Budha seperti ajaran hukum karma, punarbawa, dan tujuan akhir agama hidup manusia, kemudahan-kemudahan yang diberikan dari lembaga agama Budha, seperti pemberian buku-buku secara gratis. Kata Kunci: Konversi Agama, Proses, sejarah, Implikasi Konversi. ABSTRACT Target of this research is ( 1) To know background of[is existence of society member in Countryside of Alasangker changing over religion of Hinduism to Buddhism; ( 2) To know religion conversion process and growth of Buddhism [in] Countryside of Alasangker from early entry of hitherto; ( 3) To know implication convert religion to countryside and family of pakraman. This research methodologically use approach qualitative, technique determination of informan with sampling purposive and informan continue to be developed with technique of snowball. In data collecting of researcher use: ( 1) circumstantial Interview by making guidance of interview; ( 2) Observation participation. ( 3) Study document. studied document for example available statistical [in] Office Lead Countryside, Countryside of Pekraman, on file book and arsif[in Shrine, photos which related to life of countryside on duty and countryside of pakraman relevant with problem of Research for guarantee validity of data hence to triangulat data, while technique analyse its data use model of interaktif. Result of this research indicate that background convert religion in Countryside of Alasangker because of factor of Interen:1). to improve;repair x'self image, this matter [is] caused by society which converting religion at Old Order epoch is member of PKI and of Partindo, so that all its activity is suspected by countryside society. 2). lack of the understanding of to Hinduism teaching, caused the source of religion teaching only coming from difficult Hinduism books and papyrus got by in early year 1970-an added by side of PHDI less is performing [of construction to countrysides about religion of Hindu.3). Factor Poorness, poppa caused by them losing of old fellow and also you becoming family backbone. While factor of eksternal is the existence of influence of religion figures teaching of Budha having charisma and membership, Hinduism teaching looking like and of Budha like teaching of hokum karma, punarbawa, and human life religion final purpose, given amenitys of religion institute of Budha like giving of books free of charge. Keyword: Conversion Religion, Process, history, Implication Conversion
PERDAGANGAN DI BALI UTARA ZAMAN KERAJAAN BALI KUNO PERSPEKTIF GEOGRAFI KESEJARAHAN Arta, Ketut Sedana
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v5i2.22516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan geografis terhadap perdagangan di Kerajaan Bali Kuno dan bentuk perdagangan yang telah dikembangkan oleh masyarakat pada masa Kerajaan Bali Kuno. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan Bali Utara terbagi menjadi dua yaitu perdagangan dalam pulau dan antar pulau. Perdagangan dalam pulau menghubungan pelabuhan di Bali Utara. Perdagangan antarsuler dibuktikan dengan ditemukannya temuan gerabah Arikemedu, bahan-bahan perunggu, keramik Cina. Hubungan dagang tersebut dimulai zaman perundagian sehingga mantapnya hubungan dagang ini melalui proses yang panjang.
PEMETAAN POTENSI WISATA DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GROKGAK KABUPATEN BULELENG SESUAI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Sukadi, Sukadi; Suastika, I Nengah; Sumiyati , Sumiyati; Arta, Ketut Sedana
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i2.43

Abstract

Bali merupakan salah daerah tujuan wisata dunia dengan keunggulan kondisi geografis, kondisi sosial budaya masyarakat serta adat istiadat yang unik dan menarik. Dari semua potensi yang ada di Provinsi Bali, tidak semuanya mampu tereksplor dengan baik, khsusunya pada daerah-daerah pedesaan. Salah satunya adalah Desa Sumberkima Kecamatan Grokgak Kabupaten Buleleng yang memiliki potensi wisata sepiritual, pertanian dan bahari, namun belum dapat tereksplorasi dengan baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, seperti sumber daya manusia, kondisi sosial budaya, perkembangan ekonomi, birokrasi, dan sarana prasarana Desa. Keluarnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang memberikan kewenangan pada Desa untuk melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa memberikan keleluasan pada Desa untuk memberdayakan semua potensi yang ada, termasuk sektor pariwisata. Bertalian dengan itu pemetaan potensi wisata Desa Sumberkima merupakan program yang strategis untuk mengembangkan Desa Wisata Sumberkima sebagaimana idaman masyarakat.
KOLABORASI MASYARAKAT SIPIL, POLITIK, DAN EKONOMI DALAM PEMANFAATAN MODAL SOSIAL (Studi Kasus Daerah Perlindungan Laut di Desa Bondalem, Kabupaten Buleleng) Sedana Arta, Ketut
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v1i2.4501

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui alasan maknawi/motif yangmemberikan dorongan bagi Desa Bondalem membentuk Daerah Perlindungan Laut; (2)Untuk mengetahui unsur-unsur pokok modal sosial apa saja yang dikenal pada komunitasdesa Bondalem yang bisa dikolaborasikan dalam kaitannya dengan modal-modal lainya; (3)Untuk mengetahui implikasi penyertaan modal sosial terhadap kehidupan komunitas desaBondalem sebagai Daerah Perlindungan Laut. Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif. HasilPenelitian ini menunjukkan Alasan maknawi Bondalem yang terkait dengan superstrukturideologi, struktur sosial, dan infrastruktur material yang memberikan dorongan bagi desamembentuk Daerah Perlindungan laut adalah 1) adanya ideologi Tri Hita Karana yangmenginspirasi setiap langkah dan tindakan untuk menyelamatkan terumbu karang. Struktursosial yang berperan terhadap pembentukan DPL di Bondalem adalah pihak pemerintahdalam hal ini diwakili oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, LSM (Reef Check Indonesia),pihak pelaku pariwisata (pemilik hotel), unsur masyarakat Bondalem sendiri seperti desadinas, desa pakraman, dan Pecalang Segara. Unsur-unsur modal sosial yang dikenal diDesa Bondalem adalah 1)Ideologi Tri Hita Karana, yang sudah diterapkan bukan lagi dalamtataran teks serta dapat dijadikan resep sosial dalam pembentukan DPL-BM di Desa Bondalem, 2) Trust yang tampak adalah berwujud keinginan dan atau tindakan untukmengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial, 3) Nilai-nilai dan norma dituangkandalam aturan awig-awig yang mengatur aspek parhyangan, pawongan dan palemahan. 4)Resiprositas, dalam konteks ini menyangkut resiprositas desa pakraman, desa dinas, pecalang segara serta resiprositas antarlembaga seperti pemerintah pemilik hotel. 5)Tindakan proaktif, berupa keinginan yang kuat dari anggota kelompok tidak saja untukberpartisipasi, namun juga mencari jalan yang lebih baik secara proaktif. 6) Kepercayaanterhadap kekuatan adikodrati yakni dewa-dewa dan roh leluhur yang ditaati karena dapatmelakukan pengawasan dan mengenakan sanksi kepada siapapun tanpa terikat oleh waktudan ruang. Implikasi penyertaan modal sosial terhadap kehidupan komunitas DesaBondalem sebagai Daerah perlindungan laut adalah 1) lestarinya terumbu karang,2)meningkatnya hasil tangkapan ikan, 3)Meningkatnya kunjungan wisatawan untukmelakukan diving dan snokling yang berimbas kenaikan pada tingkat hunian hotel.
Tradisi Mesuryak pada Hari Raya Kuningan di Desa Pakraman Bongan Gede, Tabanan, Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA ., I Made Cahyana Mp; ., Dr. Tuty Maryati,M.Pd; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i1.12561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui latar belakang DesaPakramanBongan Gede melaksanakanTradisiMesuryak pada Hari Raya Kuningan(2)mengetahuitata cara ritual TradisiMesuryak Pada Hari Raya Kuningan, (3) mengetahui potensi dari tradisi Mesuryak yang dapat di jadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap: (1)lokasi penelitian di desa Pakraman Bongan Gede, Tabanan, Bali (2)Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling, lalu dikembangkan dengan Snow Ball (3)Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, (4)Teknik penjamin keaslian data menggunakan triangulasi data dantriangulasimetode (5)Teknikanalisis data menggunakan analisis interaktif. Dalam penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1)Latar belakang sejarah Masyarakat Desa Pakraman Bongan Gede, Desa Bongan melaksanakan Tradisi Mesuryak bertujuan mengantarkan leluhurnya yang turun ke bumi pada saat hari raya Galungan dan kembali pada saat hari raya Kuningan ke surga dengan lapang dada karena melihat keturunannya bergembira pada saat tradisi Mesuryak dilaksanakan, (2)Tata cara Pelaksanaan ritual tradisi Mesuryakdiawali dengan adanya tahap persiapan upacara, persiapan banten sebelum upacara Mesuryak dilaksanakan adanya proses persembahyangan,selesai dipersembahyangan uang yang ada di banten di ambil kemudian dilempar keatas kepala kemudian direbut oleh semua warga Desa Bongan yang ikut menghadiri tradisi Mesuryak; (3)potensi dari tradisi mesuryak yang dapat dijadikansebagai sumber belajar sejarah sesuai dengan kurikulum 2013 melaui (1)aspek kongnitif yang di dalamnya terdapat nilai religius, nilai memperkuat solidaritas sosial, nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai mendapatkan kesejahteraan yang bermartabat, dan nilai tradisi Mesuryakyang dapat dijadikan sebagai media pendidikan, (2) Aspek Kongnitif, (3) Aspek PsikomotorKata Kunci : Tradisi Mesuryak , Potensi, Sumber Belajar, Sejarah This research aims to (1) know the background of DesaPakramanBonganGede implement Mesuryak Tradition on Hari Raya Kuningan (2) to know the ritual procedure of Mesuryak Tradition on Hari Raya Kuningan, (3) to know the potency of Mesuryak tradition which can be made as learning resource History in high school. In this research, using qualitative method with stages: (1) research location in Pakraman village Bongan Gede, Tabanan, Bali (2) Technique determination of informant use Purposive Sampling, then developed with Snow Ball (3) Technique of collecting data through observation, interview, document study, (4) Technique of genuineness of data using triangulation data and triangulation method (5) Technique analyze data use interactive analysis. In this research, the findings are: (1) The historical background of the Desa Pakraman Bongan Gede, Bongan Village perform Mesuryak Tradition is aimed at delivering the ancestors who descended to the earth during the Galungan festivals and returned at the time of the feast of Kuningan to heaven (2) Procedures Implementation of the ritual of Mesuryak tradition begins with the preparation stage of the ceremony, preparation of banten before the ceremony Mesuryak held the process of praying, finished in praying money in Banten taken then thrown up the head then captured by all villagers of Bongan who attended the Mesuryak tradition; (3) the potential of the mesuryak tradition that can serve as a source of historical learning in accordance with the 2013 curriculum through (1) the congenial aspect in which there is religious value, the value of strengthening social solidarity, the value of maintaining harmonious relations with nature, the value of getting dignified welfare, and the value of Mesuryak traditions that can be used as educational media, (2) Congnitive Aspects, (3) Psychomotor Aspectskeyword : Mesuryak Tradition, Potential, Learning Resources, Histor
INTEGRASI UMAT HINDU DENGAN ISLAM DI DESA TEGALLINGGAH, SUKASADA BULELENG BALI, SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH ., Nurus Shobah; ., Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam di Desa Tegallinggah, (2) menganalisis proses terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam, (3) mengetahui Faktor-faktor integrasi yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini mengunakan pendekatan sosial. (1) penentuan jenis penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data meliputi (observasi, wawancara, studi dokumen, sampai analisis data): dengan teknik deskriptif kualitatif, analisis data digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, agar karakteristik data mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi umat Hindu dengan Islam terjadi karena adanya peminjaman identitas Bali – Islam, seperti ngejot, Subak Bali-Islam, dan adanya peminjaman identitas kebudayaan Bali. Proses integrasi umat Hindu dengan Islam tidak bisa lepas dengan adanya interaksi yang intens antara masyarakat yang beragama Hindu dan Islam karena adanya kepentingan yang sama baik ekonomi dan sosial. Adapun Faktor- faktor Integrasi umat Hindu dengan Islam yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran ada tiga yaitu: (1) faktor sosial, (2) faktor ekonomi, dan (3) faktor budaya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menyumbang sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah. Kata Kunci : Integrasi, Peminjaman Identitas Nyama Bali-Nyama Selam, Sumber Pembelajaran Sejarah. This research aims to (1) know what happened integration of Hindus and Islam in Tegallinggah Village (2) analyze the process of integration of Hindus and Islam (3) know the factors of integration that serve as a source of learning history. This research uses qualitative approach sosio-cultural. (1) determinethe Typeof the research, (2) Thelocation of the research, (3) The technique to choose informant, (4) The technique of collecting data, consistof (observation, interview, document study, and to analysis data). Whith technique descriptive qualitative, data analysis is used to prosessing data be informed , order characteristics data easy to understand.The results show that Hindu-Islam integration occurs because of the borrowing of Balinese-Islamic identity, such as ngejot, Subak Bali-Islam, and the lending of Balinese cultural identity. The process of integration of Hindus-Islam cannot be separated by the intense of interaction between Hindu and Islamic societies because of the same interests both economic and social. The Hindu-Islam Integration factors as the source of learning are three: (1) social factors (2) economic factors, and (3) cultural factors. We hope this can be donate as a source of learning history. keyword : Integration, borrowing identity nyama Bali-NyamaSelam , History Learning Source
Co-Authors ., Aniqa Faza ., Baiq Zohrah ., CAHYO BINTORO ., Febri Dwi Cahyo ., Gusti Made Sriwidiari ., I Gusti Ayu Ratnasari ., I Km Ega Mahendra ., I Komang Edi Heliana ., I Made Adi Astawa ., I Made Cahyana Mp ., I Made Reynaldi Ambara Gita ., I Putu Yudi Permana Saputra ., I Wayan Edi Setiawan ., Ilham Yahya ., Kadek Ariasa ., Kadek Dwi Mahayoni ., Komang Gede Arya Bawa ., M BUSAR ., Made Pradnyana Putra ., Muh. Reza Khaeruman Jayadi ., N Iputu Sri Widiastuti ., Ni Putu Budiartini ., NUR MINAH ., NURUS MAULIDA ., Nurus Shobah ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. ., Purwa Aditya ., Putu Agustina Setiawan ., Qori Bayyinaturrosyi ., Rini Anggraini A.A. Istri Pradnyana Asrama P. . Abd. Rasyid Syamsuri Alfarizi, Moh Alif Alfi Syahrin Aniqa Faza . Aryantika, I Kadek Adi Baiq Zohrah . Both, Lusitiana CAHYO BINTORO . Desak Made Oka Purnawati Desak Oka Purnawati Dewa Gede Suma Adnyana . Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Febri Dwi Cahyo . Gede Adi Putra . Gede Okva Wiguna . Ginting, Enni Maharani Br Gusti Ayu Padmawati . Gusti Made Sriwidiari . I Dewa Gede Yoga I Gede Bayu Ary Hermawan . I Gede Justiasa . I Gusti Ayu Ratnasari . I Gusti Made Aryana I Gusti Ngurah Riki Wahyudi . I Gusti Ngurah Riki Wahyudi ., I Gusti Ngurah Riki Wahyudi I Kadek Adi Aryantika I Kadek Adi Widiastika I Kadek Parmadi . I Ketut Agus Adijaya . I Ketut Anom Mahartawan . I Ketut Anom Mahartawan ., I Ketut Anom Mahartawan I Km Ega Mahendra . I Komang Edi Heliana . I Komang Wisujana Putra . I Made Adi Astawa . I Made Cahyana Mp . I Made Citra Wibawa I Made Pageh I Made Reynaldi Ambara Gita . I Nengah Suastika I Nyoman Jampel I Nyoman Oka Hendrawan . I Nyoman Oka Hendrawan ., I Nyoman Oka Hendrawan I Putu Budiana . I Putu Edy Saputra . I Putu Yudi Permana Saputra . I Wayan Agus Suatmika . I Wayan Edi Setiawan . I Wayan Pardi I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa I Wayan Suastra I Wayan Widiana Ida Ayu Widya Pratiwi Ida Bagus Putu Arnyana Ilham Yahya . Ivanka Angelina Dheyanita Prasada Kadek Ariasa . Kadek Ayu Sutarminingsih . Kadek Dwi Mahayoni . Kadek Mega Arista Sinta Devi Kadek Virgotama Krissanta . Kardila, Maria Marisa Ketut Jasiani . Ketut Jasiani ., Ketut Jasiani Komang Gede Arya Bawa . Lathifah, Desi Fairuz Luh Putu Ayu Diah Pratiwi . Luttfy Chateriyan, Ivan M BUSAR . M.Si Drs. I Ketut Margi . Made Pradnyana Putra . Made Wisnu Dwipayani . Made Wisnu Dwipayani ., Made Wisnu Dwipayani Maria Marisa Kardila Mathias Maranata Surbakti Muh. Reza Khaeruman Jayadi . N Iputu Sri Widiastuti . Nengah Cipta Sari . Nengah Cipta Sari ., Nengah Cipta Sari Ngakan Made Viky Purnama Teja . Ngakan Made Viky Purnama Teja ., Ngakan Made Viky Purnama Teja Ni Kadek Dian Lestari . Ni Komang Sukariasih . Ni Komang Sukasih . Ni Komang Sukasih ., Ni Komang Sukasih Ni Komang Trisna Suparwati . Ni Luh Made Ari Darmini . Ni Made Ary Widiastini Ni Made Ninik Susantini . Ni Made Wibhu Satyayu Ni Nyoman Murdani . Ni Nyoman Tri Cahyani . Ni Putu Budiartini . Ni Putu Rai Yuliartini Ni Putu Ristiana Rahitasari Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Dewi Lasmi ., Ni Wayan Dewi Lasmi Ni Wayan Nonoriati . Ni Wayan Suratni . NUR MINAH . NURUS MAULIDA . Nurus Shobah . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Puger, I Gusti Ngurah Purnawati, Desak Oka Purnawibawa, R. Ahmad Ginanjar Purwa Aditya . Putu Adi Sutama . Putu Adi Sutama ., Putu Adi Sutama Putu Agustina Setiawan . Putu Ari Antara . Putu Sulistyawati Qori Bayyinaturrosyi . Raden Ahmad Ginajar Purnawibawa Raden Ahmad Ginajar Purnawibawa Rini Anggraini . Santhi, Dewa Ayu Aprilia Vidya satria dwi mahendra Satyayu, Ni Made Wibhu Simatupang, Gavin Ar Rasyid Sinta Devi, Kadek Mega Arista Suadnyana, Kadek Nova Sukadi Sukadi Sukadi Sukadi Sulistyawati, Putu Sumiyati , Sumiyati Sumiyati Sumiyati Vita Octavia Anggraini Widiani, Ni Kadek Yiena Yoga, I Dewa Gede Yudi Setiawan