Bangunan diatas lereng rentan terjadinya kelongsoran. Hal ini dikarenakan sudut lereng semakin besar maka semakin besar komponen gaya gravitasi yang bekerja sejajar dengan permukaan lereng yang menyebabkan longsor dan tegangan geser yang bekerja pada permukaan lereng yang mengakibatkan longsor juga semakin besar. Kemiringan lereng dan tinggi Muka Air Tanah (MAT) akan mempengaruhi stabilitas lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya kelongsoran. Kondisi tersebut diperlukan evaluasi untuk mengetahui faktor keamanan lereng. Faktor keamanan merupakan suatu cara untuk mendefinisikan stabilitas lereng. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pengaruh muka air tanah dan sudut kemiringan lereng terhadap kestabilan lereng yang diwujudkan berupa nilai faktor keamanan atau Safety factor (Fs). Di dalam menganalisis stabilitas lereng digunakan program bantu Geostudio 2012 dengan memberikan variasi sudut kemiringan lereng (30°, 45°, 60°) dan variasi tinggi muka air tanah (+4m; +2m; 0m; -2m). Hasil perhitungan menunjukkan angka Fs semakin besar terjadi pada elevasi MAT yang semakin rendah atau mendekati dasar timbunan (berturut-turut MAT= +4m; +2m; 0m), sedangkan saat elevasi MAT berada dibawah timbunan (MAT= -2m) tidak terjadi perubahan Fs atau praktis nilai Fs tetap. Hal ini dikarenakan saat elevasi MAT berada dibawah timbunan tidak ada perubahan kuat geser tanah maupun gaya yang menyebabkan longsor. Kemiringan lereng (o) yang semakin curam dengan sudut lereng berturut-turut (30o; 45 o; 60 o) menunjukan adanya penurunan nilai faktor keamanan. Hal ini dikarenakan semakin curam sudut lereng semakin beresiko terjadinya longsor.