Meskipun status COVID-19 telah berubah dari pandemi menjadi endemi, risiko terjadinya outbreak masih tetap ada. Vaksin COVID-19 merupakan strategi kunci dalam pengendalian penyakit ini. Pemerintah telah menyediakan vaksin secara gratis, namun cakupan vaksinasi belum mencapai 80%, sehingga berpotensi memunculkan varian baru akibat mutasi genetik. Kota Pekanbaru sebagai wilayah perkotaan dengan mobilitas penduduk yang tinggi membutuhkan cakupan vaksinasi yang tinggi guna menciptakan kekebalan komunitas. Namun, hingga saat ini belum terdapat data penelitian terkait cakupan vaksinasi COVID-19 maupun persepsi masyarakat terhadap vaksin di wilayah ini. Kebaruan penelitian ini terletak pada pendekatan Health Belief Model (HBM) untuk menganalisis secara mendalam persepsi masyarakat terhadap vaksin COVID-19. Temuan terkait dimensi HBM seperti persepsi risiko penularan, risiko komplikasi, manfaat vaksin, dan kehalalan vaksin memberikan kontribusi baru dalam konteks lokal dan dapat menjadi dasar pengembangan strategi komunikasi kesehatan berbasis bukti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cakupan vaksinasi COVID-19 dan persepsi masyarakat terkait vaksin COVID-19 di Kota Pekanbaru. Sampel berjumlah 109 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring yang mencakup informasi sosial ekonomi, status vaksinasi, dan persepsi berdasarkan Health Belief Model. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square dan Fisher Exact. Hasil menunjukkan cakupan vaksinasi dosis lengkap sebesar 98,2%. Persepsi yang berhubungan signifikan dengan status vaksinasi (P-value 0,05) mencakup persepsi risiko penularan, risiko komplikasi, manfaat vaksin, dan kehalalan vaksin. Kesimpulan yaitu persepsi masyarakat berdasarkan Health Belief Model berperan penting dalam pencapaian vaksinasi lengkap COVID-19 di Kota Pekanbaru. Intervensi berbasis persepsi dapat meningkatkan cakupan vaksin di wilayah serupa.