Masa balita merupakan fase penting dalam perkembangan anak, mencakup aspek psikomotorik, psikososial, dan fisik. Namun, di Indonesia masih banyak anak balita yang mengalami hambatan tumbuh kembang akibat masalah gizi, terutama stunting dan gizi kurang. Berdasarkan data SSGI 2021, sebanyak 24,4% balita mengalami stunting, dan 17% balita mengalami gizi kurang. Meskipun prevalensi stunting menurun menjadi 21,6% pada 2022, masalah ini masih menjadi perhatian serius. Pencegahan stunting dapat dilakukan dapat dilakukan melalui pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI ekslusif, MPASI yang tepat, serta peran aktif orang tua dalam membawa anak ke posyandu, menjaga sanitasi, dan kebersihan lingkungan. Salah satu upaya pemerintah adalah Program Makanan Tambahan (PMT) berbahan lokal untuk membantu memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin anak sehingga status gizinya meningkat. Tujuannya memperbaiki keadaan gizi pada anak dengan memberi mereka makanan yang tinggi energi, protein, dan vitamin yang cukup untuk mencapai status gizi yang ideal metode pendampingan PMT didesa Sidamukti kecamatan sukaresmi. Hasil pemantauan menunjukan 7 dari 7 balita mengalami peningkatan berat badan antara 0,2 – 0,5 kg dalam waktu satu minggu. Hal ini menunjukan bahwa PMT memberikan dampak positif terhadap kondisi gizi balita, terutama jika dilakukan secara rutin dan didampingi edukasi gizi kepada orang tua