Arraafiu, Arizal Jeanenda Siva
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PIDATO PRABOWO TERKAIT HASIL QUICK COUNT PILPRES 2024 (AWK NORMAN FAIRCLOUGH) Arraafiu, Arizal Jeanenda Siva; Mayasari, Mayasari; Nayiroh, Luluatu
Jurnal Network Media Vol 8, No 2 (2025): NETWORK MEDIA
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jnm.v8i2.5185

Abstract

Prabowo dalam pembawaan pidato terkait hasil quick count, ketika Prabowo menceritakan bagaimana kedekatannya dengan para presiden di Indonesia, Prabowo tidak menceritakan bagaimana kedekatannya dengan Presiden Megawati. Bahkan Prabowo langsung menjelaskan kedekatannya dengan Presiden SBY setelah menceritakan dirinya bersama presiden keempat. Karena hal tersebut ramai diperbicangkan dalam kolom komentar kanal Youtube Kompas.com. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana yang terdapat pada pidato Prabowo terkait hasil quick count pilpres 2024. Dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis (awk) Norman Fairclough yang membagi dalam 3 dimensi yaitu teks, praktik wacana, praktik sosial. Hasil dari penelitian menunjukan dalam analisis teks, Prabowo melihat kemenangannya sebagai momen bersejarah dan menyoroti pentingnya pilpres sebagai kewajiban warga negara. Prabowo menghindari penyebutan Megawati yang mengindikasikan hubungan renggang antara keduanya, serta memuji peran Jokowi yang dianggap berjasa bagi Indonesia. Dalam analisis praktik wacana terlihat bahwa ideologi dan hubungan pribadi Prabowo tercermin dalam teks, yang kemudian disebarkan oleh media Kompas.com tanpa perubahan isi. Tanggapan masyarakat pun beragam, mulai dari mempertanyakan ketiadaan nama Megawati hingga keraguan atas hasil akhir pilpres. Dalam analisis praktik sosiokultural, pidato ini menimbulkan kecurigaan karena didasarkan hanya pada quick count, dan perubahan citra Prabowo menjadi lebih lembut dipandang sebagai strategi untuk menarik dukungan generasi muda.