Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji transformasi alat produksi golok Ciomas di Sentra Produksi milik Ki Suna pada rentang waktu 2000 hingga 2020, sekaligus memahami dinamika pelestarian nilai-nilai budaya lokal dalam konteks perubahan teknologi. Golok Ciomas merupakan salah satu warisan budaya khas masyarakat Banten yang tidak hanya memiliki nilai praktis sebagai alat, tetapi juga mengandung makna simbolik dan spiritual yang tertanam kuat dalam tradisi turun-temurun. Penelitian ini menggunakan metode historis menurut Louis Gottschalk 1975. Heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, interpretasi, dan hisoriografi (penuisan), observasi langsung, wawancara mendalam dengan para pewaris dan pengrajin khususnya Ki Suna sebagai tokoh utama serta telaah terhadap literatur dan sumber tertulis lainnya yang relevan. Dokumentasi visual dan arsip lokal turut digunakan untuk memperkuat kerangka analisis historis dan kontekstual. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu dua dekade terakhir, terjadi perubahan signifikan dalam proses produksi golok Ciomas, terutama pada tahapan pembakaran besi. Peralihan dari penggunaan alat tradisional berupa gebosan ke alat modern berupa blower menandai proses adaptasi terhadap teknologi kontemporer. Meskipun demikian, elemen-elemen tradisional seperti penggunaan besi inti lokal, pelaksanaan ritual khusus pada bulan Maulid, serta pemeliharaan pakem-pakem dalam proses pembuatan tetap dijaga secara konsisten oleh para pande. Hal ini mencerminkan adanya sinergi antara inovasi teknologi dan pelestarian nilai-nilai tradisional dalam kerangka budaya lokal.