Berdasarkan teori sinyal dan teori perencanaan pajak, penghindaran pajak merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengelola beban pajak secara efisien sekaligus memberikan sinyal kepada investor mengenai kemampuan manajemen dalam mengoptimalkan laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, capital intensity, dan komite audit terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2020–2023. Populasi penelitian mencakup 220 perusahaan manufaktur, dan melalui metode purposive sampling diperoleh 74 perusahaan sebagai sampel dengan total 296 observasi. Data dianalisis menggunakan regresi data panel dengan bantuan aplikasi Eviews 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan capital intensity dan komite audit tidak berpengaruh signifikan. Temuan ini memperkuat pemahaman bahwa profitabilitas menjadi faktor keuangan utama yang mendorong praktik penghindaran pajak di sektor manufaktur Indonesia. Secara teoretis, hasil ini memperkaya literatur mengenai hubungan antara kinerja keuangan dan perilaku pajak korporasi, sementara secara praktis memberikan masukan bagi manajemen dan regulator untuk menjadikan profitabilitas sebagai indikator penting dalam kebijakan pengawasan dan strategi perpajakan perusahaan. Based on signaling theory and tax planning theory, tax avoidance is a strategy used by companies to manage their tax burden efficiently while signaling to investors the management's ability to optimize profits. This study aims to examine the effect of profitability, capital intensity, and audit committees on tax avoidance in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2020–2023. The research population included 220 manufacturing companies, and through purposive sampling, 74 companies were obtained as samples with a total of 296 observations. The data were analyzed using panel data regression with the help of the Eviews 12 application. The results showed that profitability had a significant effect on tax avoidance, while capital intensity and audit committees had no effect. These findings reinforce the understanding that profitability is a key financial factor driving tax avoidance practices in Indonesia's manufacturing sector. Theoretically, these results enrich the literature on the relationship between financial performance and corporate tax behavior, while practically providing input for management and regulators to make profitability an important indicator in corporate tax supervision and strategy policies.