Penelitian ini dilatarbelakangi oleh urgensi untuk mengkaji pengaruh pengeluaran pemerintah sektor publik terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia, khususnya dalam konteks ketimpangan antar wilayah dan efektivitas kebijakan fiskal. Ketimpangan distribusi sumber daya dan masih tingginya angka kemiskinan di beberapa daerah menunjukkan perlunya evaluasi dan optimalisasi strategi alokasi anggaran oleh pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara empiris dampak pengeluaran sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia dalam rentang waktu 2005 hingga 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain analisis time series berbasis data sekunder. Teknik analisis dimulai dengan uji deskriptif untuk memahami karakteristik data, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik seperti uji normalitas (Jarque-Bera), multikolinearitas (VIF), autokorelasi (Breusch-Godfrey LM Test), dan heteroskedastisitas (White Test). Analisis utama dilakukan dengan regresi linear berganda menggunakan model Yt = ?? + ??X1t + ??X2t + ??X3t + ?t, di mana Y adalah persentase penduduk miskin, X1 adalah pengeluaran infrastruktur, X2 adalah pengeluaran pendidikan, dan X3 adalah pengeluaran kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran infrastruktur dan pendidikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan, masing-masing sebesar -1,90% dan -3,66% untuk setiap peningkatan 1%. Sebaliknya, pengeluaran kesehatan justru menunjukkan pengaruh positif signifikan sebesar 0,66%. Secara simultan, ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan (F-stat: 141,328; p-value: 0,000) dengan nilai Adjusted R² sebesar 0,956. Temuan ini menegaskan pentingnya optimalisasi belanja pemerintah pada sektor infrastruktur dan pendidikan, serta perlunya evaluasi efektivitas pengeluaran sektor kesehatan dalam rangka pengentasan kemiskinan secara berkelanjutan.