This Author published in this journals
All Journal Nady al-Adab
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Women as Mother and Machine in Patriarchy: A Reading of Mince and Zawj Taghiya Nadillah, Nada; Purnamawati, Zulfa
Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab Vol. 22 No. 2 (2025): Nady al-Adab
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jna.v22i2.45221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan posisi perempuan dalam sistem patriarki sebagaimana direpresentasikan dalam cerpen karya Fanny J. Poyk dan Abbas Hafidz. Fokus kajian diarahkan pada relasi perempuan dalam ranah domestik, terutama dalam hubungan pernikahan dan peran sebagai ibu. Kedua cerpen secara eksplisit merefleksikan pengalaman perempuan yang hidup dalam tekanan struktur sosial patriarkis, sehingga relevan dianalisis menggunakan perspektif feminisme, khususnya teori Rosi Braidotti mengenai perempuan sebagai mother (ibu) dan machine (mesin) di dunia patriarki. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan metode simak catat dalam pengumpulan data dan melalui tiga tahap analisis data berupa mengidentifikasi dan mengkategorikan data, mengklasifikasi data, kemudian menginterpretasikan data guna menggali bagaimana kedua konstruksi tersebut bekerja dalam narasi dan bagaimana perempuan mengalami serta merespons penindasan. Konstruksi mother memperlihatkan posisi perempuan yang direduksi pada ranah domestic diharuskan melayani keluarga, mengurus anak, dan tunduk pada suami. Dalam kondisi ini, perempuan mengalami beban ganda bahkan beban tiga lapis (triple burden), karena tidak hanya dituntut untuk bekerja di ranah domestik, tetapi juga di ranah publik, sekaligus menjadi objek pengawasan moral. Sementara itu, konstruksi machine merujuk pada pandangan perempuan sebagai alat reproduksi dan objek seksual, di mana tubuh perempuan dikontrol dan didefinisikan oleh norma-norma sosial patriarkis. Tubuh perempuan tidak dilihat sebagai subjek, melainkan sebagai alat produksi biologis bagi kepentingan laki-laki dan masyarakat. Kedua cerpen ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan ditempatkan dalam posisi yang tertindas, tetap terdapat ruang-ruang perlawanan yang dimunculkan melalui tindakan simbolik maupun pilihan hidup yang menantang norma dominan. Dengan demikian, karya-karya ini tidak hanya mengkritisi sistem patriarki, tetapi juga memperlihatkan potensi transformasi sosial melalui resistensi perempuan.