Anak usia sekolah rentan mengalami berbagai permasalahan gizi, terutama risiko overweight. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi overweight anak usia 5-12 tahun mencapai 11,9%. Overweight dapat disebabkan salah satunya karena asupan jajanan sekolah yang berlebih. Jajanan sekolah banyak mengandung bahan tambahan makanan seperti MSG. MSG dikenal sebagai penguat rasa yang dapat meningkatkan nafsu makan. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan tingkat konsumsi MSG pada jajanan sekolah dengan kejadian overweight anak sekolah dasar. Penelitian menggunakan desain kuantitatif case-control dengan populasi siswa kelas 4 dan 5 di SDN V Mojosongo Surakarta. Sampel terdiri dari 40 siswa overweight (kasus) dan 40 siswa dengan status gizi tidak overweight (kontrol). Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2025. Data konsumsi MSG dikumpulkan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ), sedangkan status gizi (IMT/U) diukur menggunakan microtoice dan timbangan digital. Analisis hubungan bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square. Pada kelompok kontrol 55% merupakan perempuan, sedangkan kelompok kasus 55% laki-laki dan 90% siswa sering mengonsumsi jajanan mengandung MSG pada kelompok kasus . Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi MSG dengan kejadian overweight (p < 0,05), dengan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 81,00. Simpulan: konsumsi jajanan mengandung MSG berhubungan dengan kejadian overweight. Diperlukan adanya pengawasan konsumsi jajanan yang mengandung MSG di lingkungan sekolah sebagai upaya pencegahan terhadap kelebihan berat badan pada anak.