Perkembangan teknologi digital telah mendorong pelaku industri perjalanan ibadah, termasuk layanan haji dan umrah, untuk memanfaatkan platform digital dalam menjangkau konsumen. Salah satu penyedia layanan lokal, Mazq, masih mengandalkan Instagram sebagai media utama untuk menyampaikan informasi paket ibadah. Namun, penggunaan Instagram memiliki keterbatasan, seperti informasi yang tidak terstruktur, ketiadaan fitur pencarian dan filter, serta minimnya personalisasi. Kondisi ini menyulitkan calon jamaah dalam menemukan dan membandingkan paket sesuai kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi prototipe aplikasi mobile menggunakan pendekatan Human-Centered Design (HCD) yang berfokus pada kebutuhan pengguna. Validasi dilakukan secara kuantitatif dengan mengukur efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna dalam membandingkan performa Instagram dan aplikasi. Partisipan penelitian adalah calon jamaah berusia 30–50 tahun yang berdomisili di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tidak terdapat perbedaan signifikan dalam hal efektivitas (p = 0,7815), aplikasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi (p = 0,000385) dan kepuasan pengguna (p = 0,0000516). Waktu pencarian rata-rata berkurang dari 68,9 detik (Instagram) menjadi 16,6 detik (aplikasi), sementara skor kepuasan meningkat dari 4,28 menjadi 6,55. Temuan ini menunjukkan bahwa aplikasi yang dirancang dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan menjadi solusi potensial untuk meningkatkan daya saing Mazq di pasar digital.