Penurunan berat badan merupakan salah satu gejala klinis yang umum pada anak penderita tuberkulosis (TB). Pemberian obat antituberkulosis (OAT) diharapkan tidak hanya menekan infeksi tetapi juga mendorong penambahan berat badan pada anak. Efektivitas pengobatan TB pada anak dapat dievaluasi melalui perbaikan gejala klinis dan penambahan berat badan. Namun, literatur tentang perubahan berat badan pada anak selama pengobatan TB masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perubahan berat badan pada pasien TB anak yang menerima OAT di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang. Data dikumpulkan secara retrospektif menggunakan teknik total sampling melalui rekam medis dan registri pasien TB anak dari tahun 2021 hingga 2024. Analisis univariat dan bivariat digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 26 pasien TB anak berusia 0–18 tahun diikutsertakan, dengan mayoritas berusia 10–18 tahun dan proporsi perempuan yang sedikit lebih tinggi. Semua anak mengalami penambahan berat badan selama terapi OAT. Berat badan rata-rata meningkat secara signifikan di seluruh tahapan pengobatan (dari 28,75±11,94 kg menjadi 36,54±14,28 kg; p<0,001), dengan pertambahan tertinggi diamati selama fase intensif. Status gizi juga membaik secara signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh pergeseran skor-z rata-rata IMT/U dari rentang kurus parah menjadi normal (p<0,001). Terdapat peningkatan berat badan yang signifikan dan perbaikan status gizi pada akhir fase intensif dan fase lanjutan dibandingkan dengan awal pengobatan.