Limbah selalu menjadi isu global terkait permasalahan lingkungan yang masih terus berlanjut dan belum terselesaikan. Kertas dan plastik menjadi limbah yang dominan dihasilkan oleh aktivitas manusia baik itu rumah tangga, pertokoan maupun perkantoran. Setiap orang diperkirakan berkontribusi menyumbang limbah sekitar 13,43 kg per tahun. Salah satu solusi pengolahan limbah kertas dan plastik yaitu dengan mendaur ulang menjadi alternatif material insulator termal. Efektivitas suatu material sebagai isolasi termal dipengaruhi oleh polimer yang menyusunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji stabilitas termal kertas dan kantong plastik sebagai bahan baku insulator termal berdasarkan ketebalan material terhadap perubahan suhu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang diujikan pada botol dengan penambahan variasi ketebalan material 0, 1, 3, dan 5 cm. Pengamatan suhu dilakukan setiap 5 menit sekali untuk melihat efisiensi material dalam menghambat panas. Berdasarkan hasil penelitian limbah kertas dan plastik berpotensi sebagai insulator. Akan tetapi, plastik masih lebih unggul dalam menghambat panas. Data hasil pengamatan membuktikan bahwa limbah plastik lebih optimal dibandingkan limbah kertas pada ketebalan insulator 1 dan 3 cm. Telah terbukti bahwa suhu awal botol 70oC tidak turun drastis setelah ketebalannya ditambah. Sementara itu, kertas lebih stabil dalam menghambat panas setelah ketebalannya ditambah 5 cm. Ketebalan material akan sangat berpengaruh terhadap isolasi panas. Hal ini juga dapat disebabkan oleh partikel kertas yang berpori dan tidak stabil terhadap kelembapan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan material insulator termal berbasis kertas dan plastik. Kata kunci: Kertas, Plastik, Insulator termal, Limbah