The transformation of the Arabic language curriculum in Indonesia represents an adaptive response to changing times, student needs, and global developments in education. This article aims to examine the historical development of the Arabic curriculum over time, explore its underlying philosophical foundations, and evaluate recent innovations in modern learning contexts. The study employs a literature review method with a descriptive-qualitative approach, using data gathered from academic journals, books, policy documents, and recent research findings. The results reveal a significant paradigm shift from a grammatical to a communicative and contextual approach. Philosophically, the curriculum integrates Islamic values, the educational philosophy of Ki Hadjar Dewantara, and the principles of progressivism, which emphasize active and humanistic learning. Innovations such as the implementation of the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) policy, the integration of digital technology, and project-based learning reflect a new direction toward a more flexible and relevant curriculum. This study concludes that the development of the Arabic language curriculum must be carried out collaboratively, inclusively, and sustainably to address the challenges of education in the modern era. ABSTRAKTransformasi kurikulum Bahasa Arab di Indonesia mencerminkan upaya adaptif terhadap dinamika zaman, kebutuhan peserta didik, serta perkembangan global dalam pendidikan. Studi ini bertujuan untuk menelaah perkembangan historis kurikulum Bahasa Arab dari masa ke masa, mengkaji landasan filosofis yang mendasarinya, dan mengevaluasi berbagai inovasi yang diterapkan dalam konteks pembelajaran modern. Dengan menggunakan metode literature review berpendekatan deskriptif-kualitatif, data dikumpulkan dari berbagai sumber ilmiah seperti jurnal, buku, dokumen kebijakan, dan hasil penelitian terkini. Hasil kajian menunjukkan bahwa kurikulum Bahasa Arab di Indonesia telah mengalami pergeseran paradigma, dari pendekatan gramatikal menuju pendekatan komunikatif dan kontekstual. Di sisi filosofis, kurikulum ini mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan Islam, pemikiran Ki Hadjar Dewantara, serta prinsip progresivisme yang menekankan pembelajaran aktif dan humanistik. Sementara itu, inovasi kurikulum terkini seperti implementasi MBKM, pemanfaatan teknologi digital, dan pendekatan berbasis proyek menjadi bukti konkret dari transformasi kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan abad ke-21. Studi ini merekomendasikan penguatan kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam mengembangkan kurikulum Bahasa Arab yang relevan, inklusif, dan berkelanjutan.