This research is motivated by the challenges of modern education that demand the development of critical thinking skills, where traditional learning often fails to go beyond memorization, especially in Catholic Religious Education (PAK). The focus of this research is to analyze the implementation of a deep learning approach as an effort to improve students' critical thinking skills in Catholic Religious Education (PAK) at SMA Negeri 1 Delitua. As a crucial step, this study used a descriptive qualitative method, with data collection through observation, in-depth interviews with teachers and students, and documentation analysis. Key findings indicate that teachers effectively implement deep learning through three main strategies: restructuring material to be more contextual, involving students in real-life projects based on Christian values, and using authentic assessments such as reflective journals. This implementation has proven successful in fostering various dimensions of critical thinking in students, including the ability to interpret, analyze, evaluate, and infer religious teachings in the context of everyday life. In conclusion, the deep learning approach is able to significantly improve students' critical thinking skills by integrating real-life experiences and reflection, thus transforming Catholic Religious Education learning into a meaningful process of character and faith formation. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan pendidikan modern yang menuntut pengembangan keterampilan berpikir kritis, di mana pembelajaran tradisional seringkali gagal melampaui hafalan, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK). Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pelajaran PAK di SMA Negeri 1 Delitua. Sebagai langkah penting, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam terhadap guru dan siswa, serta analisis dokumentasi. Temuan utama menunjukkan bahwa guru secara efektif menerapkan pembelajaran mendalam melalui tiga strategi utama: restrukturisasi materi agar lebih kontekstual, pelibatan siswa dalam proyek aksi nyata berbasis nilai Kristiani, dan penggunaan asesmen autentik seperti jurnal refleksi. Penerapan ini terbukti berhasil menumbuhkan berbagai dimensi berpikir kritis pada siswa, termasuk kemampuan untuk melakukan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi terhadap ajaran agama dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya, pendekatan pembelajaran mendalam secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan mengintegrasikan pengalaman nyata dan refleksi, sehingga pembelajaran PAK bertransformasi menjadi proses pembentukan karakter dan iman yang bermakna.