This study aims to examine the implementation of character education in the Independent Curriculum at Ratu Damai Catholic Junior High School Waibalun, with a focus on the formation of religious attitudes, cooperative skills, creativity, and independence of students. The formulation of the problem is: the extent to which character education has been internalized by students and how are the challenges faced in its application. This research uses a qualitative approach with a case study method, and data is collected through in-depth interviews with principals, teachers, homeroom teachers, and students. The findings show that the four aspects of character still face serious challenges, including the limitations of personal religious appreciation, low spirit of cooperation in groups, lack of courage to create, and students' dependence on completing tasks. The novelty of this research lies in the conceptual and practical integration of modern character theory with the teachings of the Catholic faith. Research recommends a more reflective and integral approach to character formation, involving principals, teachers, parents, and the Church, to create an ecosystem of Catholic education that truly educates students' hearts, minds, and faith as a whole. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka di SMP Katolik Ratu Damai Waibalun, dengan fokus pada pembentukan sikap religius, kemampuan bekerja sama, kreativitas, dan kemandirian siswa. Rumusan masalahnya adalah: sejauh mana pendidikan karakter tersebut telah diinternalisasi siswa dan bagaimana tantangan yang dihadapi dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, wali kelas, dan siswa. Temuan menunjukkan bahwa keempat aspek karakter masih menghadapi tantangan serius, antara lain keterbatasan penghayatan religius yang bersifat personal, rendahnya semangat kerja sama dalam kelompok, minimnya keberanian berkreasi, serta ketergantungan siswa dalam menyelesaikan tugas. Kebaruan (novelty) penelitian ini terletak pada integrasi teori karakter modern dengan ajaran iman Katolik secara konseptual dan praktis. Penelitian merekomendasikan pendekatan formasi karakter yang lebih reflektif dan integral, melibatkan kepala sekolah, guru, orang tua, dan Gereja, untuk menciptakan ekosistem pendidikan Katolik yang benar-benar mendidik hati, budi, dan iman siswa secara menyeluruh.