Rumah atau hunian merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai tempat tinggal masyarakat terutama di Indonesia tetapi tidak semua rumah atau tempat tinggal sesuai dengan keinginan pemiliknya terutama bagi pemilik rumah KPR sehingga memunculkan keinginan untuk melakukan perencanaan dan renovasi rumah bagi pemilik rumah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik subsidi maupun non subsidi. Perencanaan ini bertujuan untuk merancang renovasi rumah tinggal terutama pemilik rumah KPR dengan memanfaatkan metode Building Information Modelling (BIM). BIM dipilih karena mampu memodelkan bangunan secara 3D (visualisasi), 5D (estimasi biaya), dan 4D (penjadwalan), serta dapat melakukan deteksi konflik desain dan meningkatkan efisiensi proses perencanaan. Studi kasus dilakukan pada rumah KPR non subsidi di Kota Bengkulu, dengan hasil akhir berupa Detail Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan penjadwalan pekerjaan renovasi. Pengambilan data dilakukan secara langsung atau observasi di lapangan dengan melakukan pemotretan melalui kamera dan kemudian dilakukan pemodelan. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa penggunaan BIM lebih unggul dibanding metode konvensional karena menghasilkan proses perencanaan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi dengan menampilan hasil dari perencanaan yang dilakukan yaitu untuk hasil RAB yang lebih efisien pada segi harga dibandingkan dengan metode konvensional yaitu sebesar Rp. 707.007.816 untuk hasil dari BIM dan Rp. 700.436.729 untuk hasil dari perhitungan konvensional. Dan untuk hasil pembuatan penjadwalan yang lebih rinci dengan 123 hari hasil dari pemodelan BIM dan 18 minggu dari perhitungan konvensional atau kurva S. Perencanaan ini diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat dan mahasiswa dalam menerapkan BIM untuk perencanaan renovasi rumah tinggal.