Desa Plangkapan di Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, menghadapi risiko banjir dan kekeringan setiap tahun akibat topografi rendah, sistem drainase buruk, pintu air rusak, serta sedimentasi sungai. Hal tersebut menyebabkan banjir besar pada tahun 2022 yang merendam 75% wilayah desa. Sementara saat kemarau, warga kesulitan air bersih dan pertanian terganggu. Gubernur Jawa Tengah 2020 mengusulkan pembangunan embung tetapi belum terealisasi karena kendala lahan dan pendanaan. Tiga alternatif kebijakan ditawarkan: (1) pembangunan embung besar, ideal namun terkendala lahan dan biaya; (2) pembangunan embung kecil, yang lebih realistis dan cepat dilakukan; dan (3) revitalisasi 38 pintu air rusak sebagai bagian dari mitigasi banjir dan pengoptimalisasian irigasi. Dari ketiga alternatif, pembangunan embung berskala kecil menjadi opsi paling rasional dan strategis. Dengan dukungan masyarakat, perangkat desa, dan lahan seluas 1–1,5 hektare, serta dengan instansi-instansi terkait, embung ini dapat segera dibangun untuk menampung air hujan dan menyediakan cadangan air pada saat musim kemarau. Embung kecil berbiaya lebih rendah, mudah dirawat, dan menjadi solusi awal untuk meningkatkan ketahanan air dan ketangguhan desa terhadap bencana secara berkelanjutan. Terdapat juga beberapa tujuan dari kegiatan ini yakni meningkatkan ketahanan desa terhadap risiko banjir dan kekeringan melalui penyedian infrastruktur air berskala kecil dalam hal ini embung. Selain itu, menyediakan sumber cadangan air bersih yang dapat dimanfaatkan masyarakat, serta mendukung Pembangunan berkelanjutan desa dengan memperkuat kemandirian dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Metode dari kegiatan ini meliputi beberapa Langkah, mulai dari identifikasi lokasi strategis, membuat kajian teknis dan lingkungan, serta sistem pemeliharaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yakni terbangunnya embung berskala kecil sebagai sarana penyimpanan air hujan yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau, terwujudnya ketahanan desa secara sosial, ekonomi, dan ekologis, serta ketersediaan sumber air bersih yang lebih terjamin.