Kombinasi bisnis adalah strategi pertumbuhan yang kompleks, menuntut pelaporan keuangan yang akurat untuk memastikan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK), khususnya PSAK 22. Penelitian ini menganalisis strategi pelaporan kombinasi bisnis yang efektif dalam meningkatkan akuntabilitas dan kepatuhan SAK. Menggunakan studi literatur komprehensif, penelitian ini mengidentifikasi bahwa kompleksitas utama terletak pada pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas, terutama aset takberwujud, yang rentan terhadap subjektivitas dan bias manajerial (Ahmed & Tahir, 2020). Hasilnya menunjukkan bahwa akuntabilitas dalam pelaporan dapat ditingkatkan melalui transparansi pengungkapan dan efektivitas tata kelola perusahaan, termasuk peran dewan pengawas dan komite audit yang kuat (Sultana, van Zijl, & Dunstan, 2021). Sementara itu, kepatuhan terhadap SAK (diadopsi dari IFRS 3) berkontribusi pada peningkatan kepercayaan investor dan efisiensi pasar modal (Almulla & Al-Haddad, 2022). Meskipun standar telah jelas, tantangan implementasi sering muncul karena kurangnya pemahaman teknis, pengawasan internal yang lemah, dan tekanan keuangan. Oleh karena itu, strategi yang direkomendasikan mencakup pemilihan kebijakan akuntansi yang konsisten, penguatan fungsi audit internal, peningkatan kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi akuntansi terintegrasi, dan penerapan prinsip good governance. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis bagi manajemen, auditor, dan regulator dalam mencapai pelaporan kombinasi bisnis yang lebih transparan, akurat, dan bernilai tambah.