Perawatan luka merupakan prosedur klinis yang umum dilakukan dalam layanan kesehatan dan kerap menjadi komponen penting dalam proses pemulihan pasien. Namun, prosedur perawatan luka yang meliputi pencucian, debridemen, dan penggantian balutan seringkali menimbulkan nyeri yang signifikan pada pasien. Nyeri yang tidak tertangani dengan baik selama perawatan luka dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, di antaranya adalah meningkatnya kecemasan, gangguan tidur, penurunan kualitas hidup, risiko infeksi yang lebih tinggi, dan bahkan dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Penatalaksanaan nyeri meliputi farmakologi yaitu menggunakan obat-obat antinyeri dan nonfarmakologi tanpa menggunakan obat – obat antinyeri, yang meliputi stimulasi dan masase kutaneus, terapi es dan panas, distraksi, teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, dan hypnosis. Relaksasi autogenik merupakan salah satu cara untuk membantu pasien dalam menurunkan tingkat nyeri akut, ketegangan ataupun stress fisik dan psikologis yang bersifat ringan atau sedang. Subjek terdiri dari 1 pasien yang sedang mendapatkan perawatan luka di Ruangan Gardenia RSUD Arifin Achmad. Hasil implementasi dari penerapan Relaksasi autogenik terbukti bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri terhadap pasien, dari hasil pretest Tingkat nyeri hari pertama 6 dan posttest Tingkat nyeri turun menjadi 4. Penerap merekomendasikan perawat sebagai penanggung jawab ruangan untuk bisa meneruskan implementasi Relaksasi autogenik selama pasien mendapatkan prosedur perawatan luka dengan durasi 20 menit.