Pemerintah menetapkan program hilirisasi dan peningkatan nilai tambah batubara kualitas rendah. Penelitian dan pengembangan suatu inovasi batubara peringkat rendah sebagai suatu solusi. Asam humat dari batubara halus peringkat rendah ini dapat menstabilkan dan memperbaiki kondisi tanah yang ada. Inovasi baru yang dilakukan tidak luput dari banyak tantangan yang dihadapi, inovasi hilirisasi batubara merupakan produk turunan dari batubara, yang mana sangat membantu masyarakat yakni dalam rangka program Pemerintah menyangkut ketahanan pangan untuk mensejahterakan masyarakat tentunya. Setelah batubara dihaluskan kemudian dilakukan pengujian yakni dicampur dengan pupuk urea, perbandingan 1:3. Campuran batubara asam humat ini diuji pada tanaman padi selama 1 bulan. Selama periode pengamatan dilakukan setiap minggu untuk mengamati perkembangan dan respon tanaman padi tersebut. Campuran batubara asam humat ini diuji pada tanaman padi selama 1 bulan. Selama periode pengamatan dilakukan setiap minggu untuk mengamati perkembangan dan respon tanaman padi tersebut. Pengamatan mencangkup pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan warna daun. Lokasi penelitian berada pada Kampung Karya Bumi Besum, yang merupakan daerah persawahan. Geologi daerah Besum merupakan daerah pedataran fluvial secara geomorfologi banyak dijumpai sungai-sungai dan dikelilingi perbukitan batugamping Nimboran. Geologi daerah Besum yaitu berada pada endapan fuvial yang kontak dengan batugamping yang lebih tua. Analisis batubara yang diambil yaitu batubara jenis lignit dan bituminous daerah Mawesday berdasarkan data laboratorium merupakan jenis batubara peringkat rendah 4,85 cal/g. total Senyawa humat cukup tinggi berbanding lurus dengan nilai kelembaban moisture in air dried sample batubara yakni 20,49%. Kandungan abu (ash) diketahui sebesar 4,33% cukup tinggi membantu dalam pertumbuhan daun klorofil.