Adhitya Darmantho
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Simbolisme dan Makna dalam Syair 'Atas Pisang' pada Tari Dolalak: Pendekatan Semiotika Barthes Maria Magdalena Cita Hapsari; Adhitya Darmantho; malarsih malarsih; Syahrul Syah Sinaga
Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain Vol. 1 No. 4 (2024): Juli : Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/abstrak.v1i4.174

Abstract

Di antara banyaknya syair yang digunakan dalam Tari Dolalak, syair "Atas Pisang" memiliki posisi yang cukup unik. Syair ini sering dilantunkan pada akhir pertunjukan, menandakan penutup yang khidmat dan penuh pesan. Penelitian ini bertujuan mengkaji simbolisme dan makna dalam syair ‘Atas Pisang’ pada Tari Dolalak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif interpretatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes mengenai makna denotasi dan konotasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa syair ‘Atas Pisang’ pada tari Dolalak, melalui simbolisme dan metaforanya, menyampaikan berbagai nasihat hidup yang relevan dan bijaksana. Keseimbangan antara hasil yang terlihat dan esensi yang mendasari, harapan dan pemulihan dari kesulitan, pentingnya tindakan dalam mengejar keinginan, penghargaan terhadap masa lalu dan pengalaman, serta kebijaksanaan dalam hubungan keluarga adalah pesan-pesan utama yang diungkapkan. Syair ‘Atas Pisang’ mengajarkan bahwa hidup yang seimbang, penuh harapan, aktif, menghargai masa lalu, dan bijaksana dalam hubungan keluarga adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bermakna.
Cultural Semiotics of the Use of Jidur, Terbang, and Kendhang in Dolalak Dance: A Symbolic Analysis of Specific Instruments Maria Magdalena Cita Hapsari; Adhitya Darmantho
Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : CV. Aksara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59031/jkppk.v2i3.449

Abstract

The musical instruments in Dolalak dance; jidur, terbang, and kendhang, have become the main subject in the attempt to understand the essence flowing within each musical call and dance vibration. The presence of these instruments is not merely as accompaniment, but rather imbues the space with profound meaning. Questions arise: Why were these instruments chosen? Are they related to cultural values or hidden beliefs? This research is structured with a descriptive qualitative approach. The use of jidur, terbang, and kendhang musical instruments in Dolalak dance in Purworejo goes beyond mere musical elements and physical movements. In this understanding, through Roland Barthes' conception of signifier and signified, it opens the way to delve into deeper meanings and symbolism inherent in each musical instrument. Every beat on jidur, terbang strike, or kendhang resonance not only produces sound but also carries messages containing cultural values, history, and the cultural identity of the Purworejo community.